Celoteh Anak di Masa Pandemi

21 Nov 2021 | by Ati Rokhati

Pandemi ini menyisakan beragam persoalan terutama di dunia pendidikan. Khususnya pendidikan anak usia dini. Pembelajaran jarak jauh dan tidak diperkenankan keluar rumah punya ruang persoalan sendiri. Entah kenapa, sama-sama dirumah tapi pertemuan bersama anak-anak tidak berkualitas. Telat berbicara dan berbahasa, adaptasi yang lama sekian tantangan di masa pandemi saat anak kembali bersekolah. Sudah hampir dua tahun pandemi melanda dunia, gawai dan telepon genggam menjadi teman harian anak-anak. 

Apa kabar dunia anak, mereka asyik dengan telepon genggam  yang ada di tangan ibu dan ayahnya. Saya tanyakan kabar anak-anak setiap kali datang kesekolah. Apa kabar sayang, sehat? Hanya sekedar ingin mendengar suaranya dan mengalihkan perhatian mereka dari memegang gawai jadi bersalaman dengan kedua tangan. Gawai dan telepon genggam segera diambil dan menghilang dari pandangan anak-anak.

 Saat masuk kelas, aku bacakan buku cerita dengan metode membaca nyaring. Saya luangkan waktu lima menit sebelum kegiatan inti dimulai. Perlahan perhatian anak-anak teralihkan. Sesekali mereka menunjuk gambar dari buku yang sedang aku bacakan. Saya tanya peralatan yang mesti mereka bawa. Mulai dari gunting, kertas lipat berwarna, plastik laminasi, lem. Saya membuat gambar dan menanyakan ini bentuk apa. Dari berbagai macam bentuk sederhana itu ada segitiga, lingkaran, segi empat, persegi panjang dan oval. Saya tanyakan besar dan kecilnya. Saya biarkan mereka memilih. Kegiatan menggunting dan menempel membuat mereka sangat aktif dan konsentrasi, berhati-hati menggunakan gunting, mau menempel dan membuatnya menjadi bentuk  yang bisa dikenali. mulailah mereka bercerita apa yang sudah dibuatnya, sesekali mereka tertawa. 

Pandemi ini banyak hal yang sudah diambil. Bahkan suara tertawa, tangis dan pertanyaan anak-anak. Saat mereka menempelkan berbagai macam bentuk, mereka menceritakan bahwa ini adalah mobil, ini adalah perahu layar dan lain-lain. Anak-anak mulai terbiasa dengan cerita nyaring, merangkai bentuk bahkan ada yang menagih jika buku belum diceritakan. 

Alhamdulillah..