Penggunaan Media Puzzcard (Puzzle and Flashcard)
19 Nov 2021 | by Nova Mayasari
Saya mengajar mata pelajaran bahasa inggris kelas tujuh, delapan dan sembilan di SMPN 3 Tebat Karai provinsi Bengkulu. Sebagai guru, saya berkeinginan agar murid-murid saya antusias dalam belajar Bahasa Inggris, baik itu berbicara ataupun menyalin kalimat berbahasa Inggris dengan berbagai keterbatasan yang ada. Selain itu, saya juga berharap agar saya mampu menciptakan suasana menarik yang jauh dari kata membosankan selama belajar.
Namun ternyata, murid saya belum memiliki dasar bahasa Inggris sedikitpun sejak Sekolah Dasar. Mereka baru berkenalan dengan Bahasa Inggris saat masuk SMP. Lebih lanjut, ada beberapa murid saya yang masih malu-malu saat saya minta menirukan pengucapan bahasa Inggris (pronunciation). Mereka menganggap bahasa inggris susah, lain tulisan lain pula bacanya.
Saya mulai mencari cara untuk menarik perhatian murid saya untuk semangat belajar bahasa Inggris. Anak saya belajar bahasa inggris melalui gambar. Terbetiklah ide mengambil gambar di Google, lalu saya susun di power point dan saya tampilkan. Ternyata mereka hanya tertarik di awal pelajaran, lalu bosan. Pertemuan berikutnya, saya menggunakan Flashcard. Saya buat flashcard sendiri dengan mencomot gambar di Google. Saya buat gambar dua seri, Job (pekerjaan) dan Daily Activities (kegiatan sehari-hari). Flashcard saya pegang dan saya tunjukkan, hasilnya ada tambahan semangat. Lalu muncul ide untuk membuat mereka berinteraksi dengan gambar sesuai tema pelajaran. Selain itu saya tambahkan tantangan bukan hanya menyebutkan atau mengingat satu kata tentang gambar, tetapi juga menyusun kalimat dan menyebutkannya. Jadi, Selain gambar, saya juga menggunakan puzzle agar mereka bisa berinteraksi dengan gambar dari Flashcard tersebut. Puzzle ini merupakan Flashcard yang dicetak ulang dengan ukuran yang lebih besar lalu dipotong-potong. Saya menuliskan pola kalimat di papan tulis sebagai contoh untuk murid saya membuat kalimat. Lalu saya tampilkan ulang Flashcard di depan kelas. Mereka menirukan ucapan saya mengenai gambar yang saya pegang. Setelah dua kali ulang, saya bagikan puzzle kepada murid-murid saya. Setelah mereka selesai menyusun puzzle, akan muncul kata kunci di dalam puzzle. Kata tersebutlah yang mereka susun menjadi kalimat sesuai dengan pola yang sudah saya tuliskan di papan tulis.
Misalkan di tema Job, saya tulis di papan tulis
A policeman works at a police station.
Nah, tugas murid saya adalah mengganti jenis pekerjaan dan tempat kerja yang akan mereka temukan di dalam puzzle.
Begitupula dengan tema Daily Activities, saya tuliskan di papan tulis:
I have breakfast at 06.30 am
Nah, kali ini tugas murid saya adalah mengganti subject, jenis aktivitas harian, dan jam kegiatan tersebut biasa dilaksanakan. Selanjutnya, murid saya menuliskan kalimat di buku tulis mereka masing-masing lalu mengucapkan kalimat yang sudah mereka susun, sambil diperbaiki pronunciation-nya.
Sungguh tak disangka, mereka sangat antusias dan semangat dalam belajar. Bahkan mereka meminta tambahan waktu untuk kembali mengerjakan puzzle lainnya. Dan yang mengejutkan, murid-murid saya memahami arti kalimat yang sudah mereka buat melalui gambar yang ada. Berangkat dari pengalaman ini, selanjutnya saya akan menerapkan design thinking dan mengacuhkan virus impurna yang hinggap di pelajaran saya.
Catatan kurator :
Tulisan bagus, sudah sesuai dengan format ATAP
Perhatikan beberapa tulisan yang keliru dalam pengetikan, bisa dicermati kembali
Selingkung dari SKGB penyebutan siswa/peserta didik bisa diganti dengan “murid”