PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN ANIMASI STOP MOTION DAN AREA KONSTITUSI

12 Dec 2020 | by Aris Kukuh Prasetyo,S.Pd., M.Pd

A. AWAL

Pada masa kini saya merasa tugas guru mengajar mata pelajaran PKn(Pendidikan kewarganegaraan) menjadi lebih berat, murid dengan mudah mengakses budaya dan produk luar negeri melalui Youtube dan Televisi semudah membalik telapak tangan. Saya kuatir tanpa disadari, nilai-nilai budaya asing ikut masuk ke pemikiran mereka. Tantangan menjadi semakin berat karena beberapa guru tidak mau berinovasi mengikuti empati anak sesuai dengan konsep merdeka belajar. Pkn menjadi pembelajaran yang asik atau membosankan sangat bergantung peran guru dalam menuliskan skenario pembelajaran yang menempatkan murid sebagai subyek yang memiliki rasa dan karsa yang harus di rawat dan di dukung.
Selama saya mengajar Pendidikan Kewarganegaraan, saya memperoleh banyak masukan dan keluhan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran. Ibu Syifa misalkan mengatakan bahwa “ Bapak, anak kami mengeluh karena pelajaran PKn materinya sangat banyak, saya sebagai orang tua kadang juga tidak bisa membedakan mana yang Pkn dan mana yang IPS di pelajaran Tema”. Tentu saya menjawab segala pernyataan dan pertanyaan orang tua ini dalam konteks Kurikulum 2013 yang tematik lebih ringan dibandingkan KTSP. Namun saya juga menyadari pembelajaran PKn memang khas dan unik sehingga perlu usaha ekstra untuk mengajarkannya pada murid. Sekolah saya yang berada di pinggiran Kabupaten Semarang menjadi lebih spesial karena keterbatasan media pembelajaran yang terkadang harus menunggu proyek DAK(Dana Alokasi Khusus) agar kami memperoleh beberapa media pembelajaran yang kadang juga tidak relevan dengan kebutuhan murid yang sebenarnya.
Nilai utama guru yaitu mengutamakan murid, maka saya akan lebih fokus pada membimbing murid untuk belajar bagaimana terus belajar menemukan hal baru dan bagaimana belajar hidup bermasyarakat berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, sebuah nilai kebangsaan yang saya kuatir semakin di lupakan. Penggunaan Animasi Stop Motion menjadi sesuatu yang menarik, karena dekat dengan mereka akan terhubung secara empati antara murid dan guru sesuai konsep merdeka belajar Kampus Guru Cikal. Penilaian juga lebih terintegrasi antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga lebih lengkap dan komprehensif B. TANTANGAN
Saya kemudian membuat kesepakatan awal dengan murid agar mengurangi penggunaan Telepon genggam. Memang ini berhasil mengurangi, namun rasa suka mereka pada tayangan Youtube tidak sepenuhnya hilang. Kesepakatan awal ini saya namakan BULA(Hiburan 30 menit, Belajar 2 Jam) jadi kewajiban belajar tetap menjadi yang utama.
Saya prihatin ketika media youtube dan televisi menjadi media yang paling dekat dengan kehidupan anak. Keseharian mereka menonton film baik berupa film kartun dan film serial anak membuat mereka lebih hafal dengan tokoh Cocomelon atau Upin Ipin, daripada Mohammad Yamin. Hal ini berarti media youtube dan televisi yang menayangkan film animasi lebih menarik dan mempunyai dampak luar biasa bagi mereka. Observasi sederhana yang saya lakukan menemukan bahwa murid SD Delik 02 ternyata menonton youtube minimal 3 jam setiap hari, yang di tonton juga musik musik dan acara dewasa yang belum saatnya di tonton. Saya memang sudah memberikan masukan ke orang tua mereka untuk mengurangi menonton Youtube, namun banyak yang tak mampu menghadapi keinginan anak.
Aktifitas ini saya kombinasikan dengan Area Konstitusi. Setelah murid paham dengan konsep melaksanakan Pancasila dan UUD 1945, saya mengajak murid bermain dengan area konstitusi dengan murid memasukan bintang ke dalam box yang berisi diorama kegiatan yang bisa di lihat apakah sesuai dengan nilai Pancasila dan UUD 1945. Konsep pembelajaran ini akan menekankan pada aktifitas murid, bukan hanya ceramah yang dilakukan oleh guru sehingga merdeka belajar akan tercipta.
Di Sekolah, saya berfikir untuk merancang pembelajaran dengan menggunakan Animasi Stop Motion yang sesuai dunia mereka, saya gabungkan dengan media yang realistis yaitu dengan box area konstitusi. Saya menyusun rencana pembelajaran dengan mengkombinasikan 2 media tersebut dengan alasan keduanya bisa saling mendukung dan menutup kekurangan yang ada. Saya menggunakan media animasi stop motion sebagai bagian aktifitas awal setelah pendahuluan. Animasi Stop Motion bercerita tentang Reni dan Abdul yang berbeda keyakinan Islam dan Kristen, mereka murid SD Negeri Delik 02 yang di tayangkan dalam animasi(Selain dekat dengan anak SD saya, juga sebagai tanda HAKI yang saya buat). Reni dan Abdul juga menjelaskan tentang bagaimana Pemilu dan berbagai asasnya, Pada bagian akhir animasi Reni dan Abdul akan dibantu polisi menyebrang jalan(pendidikan Karakter saya masukan juga). Animasi ditutup dengan kesimpulan bagaimana kita harus menjaga dan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari C. AKSI Pembelajaran berlangsung dengan lancar satu kali pertemuan. Secara luring(Bahkan di masa pandemi saat ini kecamatan kami adalah yang pertama melaksanakan luring di provinsi Jawa Tengah). Media yang sudah kami siapkan dan kami uji sebelumnya sangat di sukai oleh murid. Saat masuk kelas pertama membawa box area konstitusi, murid agak ramai karena ingin memegang media ini. Namun sebagai pengelola kelas, saya memberi nasehat untuk sabar dan menunggu karena akan kita laksanakan setelahnya.
Secara umum perasaan guru dan murid menjadi lebih senang dibandingkan sebelum penggunaan animasi stop motion dan area konstitusi. Saya merasa terjadi interaksi yang lebih dekat dengan murid, sedangkan mereka para murid menjadi lebih aktif dan bahagia serta tertawa bersama. Animasi yang kami tampilkan membuat mereka merasa bahwa belajar adalah sesuatu yang asik. Hasil belajar juga meningkat dari sebelumnya hanya 5 murid yang tuntas KKM menjadi 100% tuntas dengan rata rata 81,67. Saya sangat yakin keberhasilan ini di pengaruhi penggunaan Animasi Stop Motion dan box Area Konstitusi
Aktifitas pembelajaran dimulai dengan apersepsi, kemudian Tanya jawab tentang Pancasila dan UUD 1945, murid dan guru membuat berbagai jawaban sementara sebelum menonton Animasi Stop Motion. Guru menampilkan Animasi Stop Motion, murid diberi penguatan materi Pancasila dan UUD 1945, kemudian murid diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menemukan bahan jawaban, murid melakukan presentasi hasil diskusi dari Lembar kerja yang dikerjakan. Murid kemudian diajak memasukan bintang pada box konstitusi. Pada kegiatan akhir dilakukan refleksi dan motivasi serta kesimpulan, sedangkan evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan soal soal terbuka yang sifatnya HOTS. Selama pelaksanaan pembelajaran, saya mengamati aktifitas murid dimana terjadi proses pembelajaran yang asik dan menyenangkan. Saat menonton animasi stop motion, Deva kadang berbicara pada tayangan seperti menjelaskan pasal UUD 1945 yang berlaku dalam aktifitas di animasi, namun murid lain langsung menegur Deva agar tidak berbicara karena mereka ingin memahami isi cerita di animasi. Kegiatan tanya jawab juga menjadi aktifitas yang menarik karena saling timbal balik dan menyanggah antar murid, Saya sebagai guru memberikan arah dan berbagai tambahan materi yang menarik bagi murid. D. PELAJARAN Pelajaran atau inspirasi yang diperoleh dengan animasi stop motion dan box area konstitusi adalah murid lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran dan lebih paham dalam pembelajaran. Saya membuktikannya dari hasil belajar yang meningkat dan aktifitas yang lebih aktif.
Langkah selanjutnya setelah selesai pembelajaran, kami akan terus menggunakan animasi stop motion dan mengembangkannya dalam pembelajaran baik luring maupun daring di masa pandemi ini. Saya juga percaya bahwa keberhasilan bukanlah milik kita saja, sehingga desimininasi dan saling berbagi dengan guru lain adalah kunci kemajuan pendidikan kita. Karena sebagai guru kita akan terus tumbuh dan inovasi jika ada interaksi antara para guru demi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.