Mading Mini Sumber Literasi

19 Nov 2021 | by Sri Rahayu

Berawal dari suatu saat saya menemukan kejenuhan terhadap cara murid yang lebih gemar membuat tulisan alay atau tulisan yang tidak penting di media sosial ketimbang mereka membuat tulisan atau karya yang bisa membuat aksi mereka lebih berarti dan berguna. Itu karena disebabkan saat itu para murid hanya menuangkan tulisannya dalam status-status media sosialnya padahal sama sekali tidak bermanfaat. Dan karena kebetulan saya seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia maka saya menjadikan ini sebuah masalah dimana murid tidak lagi membudayakan literasinya. Dari kejadian ini saya mengangkat sebuah ide kecil untuk membantu para murid dalam menumbuhkan kemampuan menulis dan budaya baca dalam sebuah media nyata yaitu Mading Mini, karena kebetulan saya mengajar di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tantangan yang saya hadapi adalah merubah cara atau kebiasaan buruk murid dalam hal kemampuan literasi, yaitu baca dan tulis. Kesulitannya itu terletak pada saat kebiasaan buruk murid memposting tulisan-tulisan alay di dinding media sosial mereka yang akan ditukar dengan membiasakan mereka membuat sebuah tulisan (karya) untuk ditempel di mading mini yang terletak di dalam kelas masing-masing. Sebab, setiap karya yang mereka buat haruslah bagus dan berguna. 

kemudian aksi yang saya lakukan untuk merubah kebiasaan murid ini, saya membuat strategi dan menerapkan pendekatan sebagai upaya mengatasi kebiasaan buruk mereka. Dengan langkah dan cara yang berbeda saya membuat program Mading Mini disetiap lokal murid yang saya masuki kelasnya kemudian saya membuat rancangan aktivitasnya, dimulai dari ; 

  • Murid saya bagi kedalam beberapa kelompok tiap kelas

  • Selanjutnya murid dapat menuliskan beberapa karyanya, baik fiksi maupun nonfiksi 

  • Kemudian setiap kelompok bergantian mengisi Mading Mini yang ada di kelasnya masing-masing  secara bergantian tiap kelompoknya.

  • Ketika Mading Mini terisi oleh 1 (satu) kelompok, dan kelompok murid yang lainnya wajib membaca hasil karya temannya, sembari menulis karya untuk kelompoknya.

Begitu seterusnya secara bergiliran, dengan demikian setiap murid bertanggung jawab untuk kelompoknya masing-masing dan akan lebih terfokus dengan kegiatan literasi melalui Mading Mini tersebut dan berkat kerjasama rekan guru, wali kelas dan kepala sekolah maka saya berhasil menerapkan cara saya untuk merubah kebiasaan buruk murid menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Hasil dari perubahan yang terjadi adalah murid jadi gemar menulis dan membaca hasil karya dan mau berkarya serta menempelkannya di Mading Mini kelas. Murid jadi lebih bersemangat untuk membaca-baca buku pelajaran bahkan buku cerita untuk mendapatkan ide dalam membuat karya mereka yang akan ditempelkan dipajang. Disis lain, kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang peningkatan literasi murid saja, namun secara tidak langsung murid juga terlatih untuk mengetahui pentingnya berkolaborasi dan bekerjasama dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah dalam belajar, serta murid menjadi lebih bisa menghargai karya orang lain dan tidak sembarangan ketika mengomentari karya temannya. 



Lihat videonya Bu Sri disini...