Peraga Berkat Katup Atasi Pengetahuan Siswa yang Redup
19 Nov 2021 | by Samsiati, S.K.M., S.Pd.
Memetakan KD (Kompetensi Dasar) adalah hal yang biasa dilakukan guru. Pemetaan kompetensi dan materi memudahkan guru memahami apa yang akan dipelajari murid selama setahun. Saya pun demikian. Hingga pada materi Bahasa Indonesia yaitu membuat kata terbuka dan tertutup. Saya sudah memberikan materi melalui metode ceramah dan video tentang huruf vokal dan konsonan serta kata terbuka dan tertutup tetapi belum berhasil. Banyak murid yang belum paham dan merasa kesulitan.
Saya melihat bahwa murid kelas satu dengan rentang usia 6-7 tahun menyukai permainan. Apa saja sering dikaitkan dengan permainan. Banyak murid kelas satu yang suka bermain puzzle. Saat daring, mereka menyampaikan ingin bermain sesuatu yang bisa disusun atau ditata berderet. Murid putra bercerita memiliki koleksi mobil hotwheel dan disusun rapi. Murid putri memiliki permainan orang-orangan yang ditata juga. Saya mencoba berempati dan mendengarkan murid. Akhirnya saya paham bahwa mereka lebih suka bermain sambil belajar.
Saya pun mencoba menggali beberapa ide agar murid dapat menentukan kata terbuka dan tertutup dengan mudah. Hingga akhirnya saya menemukan ide untuk membuat peraga berkat katup (bermain kata terbuka dan tertutup).
Sebagai langkah awal, saya mencari gambar contoh kata terbuka dan tertutup seperti pisang, mobil, gigi, mata, dan lainnya. Gambar tersebut saya edit dengan menambahkan huruf. Lalu gambar saya print dan potong sesuai pola. Gambar yang sudah dipotong, saya rekatkan pada sedotan air mineral gelasan. Bentuknya mirip sate gambar. Sate gambar saya bedakan menjadi kata terbuka dan tertutup. Masing-masing saya tempatkan pada kotak makan yang berbeda agar mudah menentukan. Tempat makan tersebut saya simpan ke dalam tas kotak seperti berkat—hingga muncul ide nama alat peraganya adalah berkat katup.
Setelah itu saya mencari gambar kereta yang memiliki beberapa gerbong. Gambar kereta saya print dan tempelkan pada gabus bekas. Gabus saya bentuk seperti kereta. Pada gerbong kereta saya tulis huruf a, i, u, e, o. Sate gambar bisa ditancapkan pada gerbong kereta satu per satu. Murid akan belajar menyusun huruf sesuai gambar.
Jika huruf belakang adalah salah satu huruf vokal (a, i, u, e, dan o) maka termasuk kata terbuka dan sebaliknya jika termasuk huruf konsonan (b, d, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z) berarti kata tertutup. Misalnya, murid menyusun huruf a, l, b, o menjadi b, o, l, a di tiap gerbong kereta. Huruf terakhir adalah a, berarti termasuk kata terbuka.
Saya uji coba pada anak saya dan beberapa murid. Hasilnya, murid aktif bermain dan mudah menentukan kata terbuka dan tertutup.
Saya juga menguji coba lembar kerja murid. Murid saya minta mencari beberapa kata dengan cara melingkari dalam susunan huruf acak. Lalu murid menulis kata tersebut dalam daun dari kertas lipat. Daun tersebut diberi lem dan ditempel dalam gambar ranting pohon pada lembar kerja tersebut. Terakhir, murid menghitung jumlah kata terbuka dan tertutup. Murid dapat menyelesaikan lembar kerja dengan tepat.
Peraga ini membuat murid lebih paham apa itu kata terbuka dan kata tertutup. Awalnya murid masih bingung kata terbuka dan tertutup. “Ternyata setelah menggunakan peraga berkat katup, kata terbuka hanya ditentukan oleh huruf terakhir yang ada di gerbong kereta yaitu a, I, u, e atau o. Gampang ya,” seru murid saat ditanya guru.
Alhamdulillah, Alat Peraga Berkat Katup memudahkan murid memahami kata terbuka dan tertutup. Murid yang redup menjadi terang. Semangat berbagi, semangat menginspirasi. Ayo, guru Indonesia saatnya berkarya.