MATEMATIKA SEMAKIN ASYIK, DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

19 Nov 2021 | by IIN ZAHROTUL JANNAH

Hampir dua tahun Indonesia mengalami pandemi Covid-19. Banyak sekali sektor yang terdampak akibat pandemi ini. Salah satunya adalah pendidikan. Berbagai aktivitas yang biasanya bisa dilakukan sebelum pandemi tidak bisa lagi dilakukan. Saya dan murid-murid yang biasanya tatap muka dalam proses pembelajaran, kini harus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada masa awal pandemi sampai sekarang pemberlakuan PTM terbatas. 

Saya berharap murid tetap aktif saat mereka mendapati jadwal pembelajaran matematika secara daring agar proses pembelajaran bisa optimal. Namun apa yang terjadi? Kenyataannya murid sangat pasif. Kebanyakan tugas juga tidak dikerjakan. Bahkan instruksi di grup kelas jarang diperhatikan. Saya selaku guru matematika berharap dan memiliki tujuan, apa yang saya berikan mulai dari proses belajar saat PJJ sampai PTM terbatas ini membuat murid saya kembali aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. 

Bagi saya kondisi seperti ini sebuah tantangan. Saya harus menyikapinya dengan bijak dan mencari solusi. Saya juga harus melakukan sesuatu untuk mereka agar merasa nyaman, aktif, dan antusias dalam proses pembelajaran. Tugas yang dikerjakan harus disesuaikan dengan minat dan kesukaan murid. Saya juga harus melakukan refleksi tentang proses pembelajaran sehingga ada tantangan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Waktu pengumpulan tugas pun harus fleksibel sesuai dengan kesepakatan yang dibuat di awal.

Ketika murid ingin memahami materi matematika secara daring, sayangnya materi yang saya berikan monoton, kurang bervariasi, dan sulit dipahami oleh murid. Dengan memanfaatkan beberapa media aplikasi pembelajaran seperti google classroom sebagai tempat untuk menyimpan semua materi yang akan disampaikan, canva untuk membuat tampilan materi dan google form, wordwall dan quizizz untuk evaluasi, murid bisa lebih memahami materi matematika dengan lebih mudah dan menarik sehingga murid mau belajar seperti saat pembelajaran tatap muka.

Memulai pembelajaran dengan mengajak murid berdoa terlebih dahulu, melakukan presensi, kemudian murid melihat materi matematika persamaan eksponen di google classroom. Setelah memberikan waktu untuk memahami materi, saya mengajak diskusi mereka via grup WhatsApp. Di akhir sesi, saya memberikan link quizizz untuk evaluasi pembelajaran apakah murid benar-benar mengikuti dan menyimak serta untuk menguji sejauh mana murid berhasil dalam belajar dan menambah kekayaan materi matematikanya. Murid merespon dengan antusias, karena ada hal baru yang sebelumnya belum pernah didapat. Pengerjaan tugas yang bentuknya itu-itu saja sekarang lebih variatif dan interaktif seperti halnya mereka memainkan game online.  

Setelah saya survey dan observasi melalui angket dan komunikasi di grup WhatsApp, mayoritas murid menyatakan senang dan merespon dengan baik dengan adanya pembelajaran daring yang memanfaatkan media pembelajaran interaktif. Tentunya ini menambah semangat, inspirasi dan motivasi saya untuk terus belajar dan berinovasi menggunakan media-media interaktif dalam proses pembelajaran agar murid lebih aktif dan antusias dalam belajar. Tak jarang juga dari mereka terus menyisipkan do’a di setiap sesi pembelajaran agar bisa kembali melakukan pembelajaran tatap muka. Suasana belajar dalam kelas memiliki banyak hal yang tidak ada pada saat proses pembelajaran secara daring, seperti interaksi sosial, kolaborasi langsung dalam penyelesaian tugas. Semuanya menjadikan hal yang sangat dirindukan bahkan tidak hanya murid yang merindukan hal tersebut melainkan semua dewan guru juga.



Simak Video Pemaparan Ibu Iin Zahrotul Jannah