Praktik Baik Belajar Matematika dengan Media Video
19 Nov 2021 | by Triana Hardiningsih
Mata pelajaran Matematika bagi sebagian besar murid SMA merupakan mata pelajaran yang kurang diminati. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain penyampaian konsep yang tidak menarik minat murid, penyampaian materi oleh guru secara konvensional, tidak menggunakan masalah nyata sebagai apersepsi, contoh soal yang tidak bervariatif, murid kurang menguasai materi prasyarat, dan guru yang penampilannya tidak bersahabat. PJJ semakin menambah daftar Matematika semakin kurang diminati. Murid kurang aktif saat diskusi. Sebagai guru Matematika, saya ingin murid belajar Matematika dengan cara menyenangkan, menikmati proses belajar, memahami materi, dan mendapat hasil belajar yang baik.
Rata-rata usia murid kelas XI adalah 17 tahun dan masih suka bermain berkaitan dengan ilmu teknologi yaitu game online. Murid lebih suka melihat dan mendengar daripada membaca. Mereka tak bisa lepas dari smart phone. Pandemi Covid 19 membuat saya menggunakan pembelajaran campuran berupa sinkron dan asinkron. Murid dituntut lebih banyak belajar mandiri dengan literasi, baik literasi digital maupun tulisan. Seiring menurunnya level Covid 19, pemerintah memutuskan pelaksanakan pembelajaran diselenggarakan dengan model PJJ dan PTM terbatas. Saya berpikir bagaimana cara membuat murid yang PJJ dan PTM senang belajar Matematika dengan menggunakan hal- hal yang mereka suka, yaitu ilmu teknologi.
Hal pertama yang saya lakukan membuat kesepakatan dengan murid untuk terlaksananya pembelajaran Matematika yang menyenangkan dan efektif dengan menggunakan pendekatan KPT (Konten, Pedagogis, Teknologi). Murid menginginkan agar pembelajaran Matematika tidak hanya membaca materi, guru berceramah saat vicon, mengerjakan latihan soal tanpa ada pembahasan, dan ada contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya menggunakan Google Formulir untuk sarana belajar. Secara terintegrasi berisi Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, KKM, materi, contoh soal, dan soal latihan berupa pilihan ganda yang dapat dilihat hasil skornya. Selesai belajar, murid juga melakukan refleksi belajar dan penilaian diri sendiri dari hasil belajar. Saya memutuskan membuat materi berbentuk audio visual yaitu video pembelajaran buatan sendiri sesuai karakter dan kebutuhan murid. Materi diberikan sehari sebelum pembelajaran untuk dipelajari murid secara mandiri. Durasi video pembelajaran antara 2-4 menit menggunakan model animasi drawing disertai suara saya menerangkan membuat murid seperti belajar langsung dengan gurunya. Slide pertama berupa identitas materi dan guru disertai ucapan salam dan menanyakan kabar sebagai bentuk empati. Slide kedua sampai slide delapan berisi indikator dan tujuan belajar, apersepsi berupa penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari, penjelasan konsep menggunakan masalah nyata, contoh soal, dan soal tantangan. Pada slide penutup berisi motivasi diiringi musik untuk menambah semangat dan perhatian murid belajar. Soal tantangan dibahas dalam diskusi interaktif di WAG dengan murid mempresentasikan hasil belajarnya. Saat diskusi, guru menanyakan isi perslide untuk mengecek apakah murid sudah belajar dan memahami materi. Soal tantangan dibahas dalam diskusi interaktif di WAG dengan murid mempresentasikan hasil belajarnya.
Waktu diskusi membahas soal tantangan dan latihan soal, murid berinisiatif maju dan saling memberikan komentar. Berani bertanya pada saya maupun temannya yang presentasi. Diskusi di WAG pun terasa asyik. Selesai diskusi, saya memberikan penguatan disertai penghargaan berupa pujian. Profil pelajar Pancasila tercermin yaitu mandiri saat belajar dan bernalar kritis saat menjawab soal dan diskusi. Keaktifan belajar juga terlihat dari respon hasil latihan soal, refleksi, dan penilaian diri sendiri. Proses dan hasil belajar Matematika menjadi menyenangkan untuk murid.