Video storyboard

11 Dec 2020 | by Luluk Isna

Awal Selama ini mayoritas murid selalu memandang bahwa bahasa inggris adalah pelajaran yang sulit. Padahal hal tersebut sangatlah wajar mengingat di Indonesia bahasa inggris merupakan bahasa asing. Banyak murid di sekolah kami mempunyai bahasa ibu bahasa jawa (bahasa daerah), sedangkan bahasa kedua mereka adalah bahasa indonesia. Berbeda dengan negara lain yang bahasa keduanya adalah bahasa inggris. Bahasa inggris adalah bahasa dunia. Fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi, selain itu yang tidak kalah penting adalah kita bisa mempelajari bahasa lainnya lewat bahasa inggris. Mengenal dunia lewat bahasa inggris. Terlebih lagi, semua tekhnologi terbaru menggunakan bahasa inggris dan murid bisa mendapatkan beasiswa, mengikuti students exchange untuk mendapat pengalaman, dll dari penguasaan bahasa inggrisnya. Hal tersebut mendorong saya lebih banyak menekankan pada speaking (kemampuan berbicara) didalam pembelajaran di kelas saya. Itu saya lakukan agar lidah mereka tidak kelu atau menjadi terbiasa untuk mengucapkan sepatah dua patah kata bahasa inggris. Mengingat pentingnya menguasai bahasa inggris di era globalisasi ini, saya mempunyai keinginan bagaimana membuat murid jatuh cinta pada bahasa inggris, kemudian murid tertarik dan antusias, sehingga membuat murid terlibat penuh di dalam pembelajaran bahasa inggris. Saya berharap tidak ada murid yang parno duluan dan mati gaya di kelas saya karena mereka selalu menikmati setiap jengkal prosesnya. Penggunaan teknologi seperti smartphone, internet, dll di masa pandemi sekarang ini menjadi hal yang lumrah, karena kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Semua aplikasi yang mendukung pembelajaran bahasa inggris pun menggunakan bahasa inggris, walaupun beberapa bisa diubah ke dalam bahasa indonesia. Dengan menggunakan beberapa aplikasi pendukung pembelajaran seperti WA, Google Classroom, Google Form, Google Meet dll sangatlah membantu interaksi guru dan murid dalam pembelajaran tapi kali ini saya ingin berbagi pengajaran short story (cerpen) dengan menggunakan storyboard yang di upload di YouTube. Tantangan Di dalam proses pembelajaran, tantangan yang pertama kali yang harus saya hadapi adalah diri saya sendiri. Kenapa? Karena saya harus siap dengan tetek bengeknya persiapan pembelajaran agar bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, hal tersebut juga menguras energi dan waktu saya karena saya harus menyiapkan segala sesuatunya sebelum saya mengajar. Tidak berhenti disitu, saya harus mengembangkan diri untuk terus berinovasi dan menggali berbagai informasi dengan mengikuti beberapa kegiatan, seperti IMOOC (Indonesian Massive Open Online Course) dan WIT (Wardah Inspiring Teacher) mengisi semangat saya untuk terus berkarya mencetak generasi bangsa. Selanjutnya, adalah tantangan dari murid yang mengalami krisis kepercayaan diri akan ketrampilan berbicara bahasa inggrisnya, bahkan masih banyak murid yang lebih suka membully teman lain ketika ada yang salah dalam mengucapkan kata atau kalimat bahasa inggris. Tidak hanya itu, ketidaktahuan murid dalam meningkatkan ketrampilan berbicara secara mandiri dan membiasakan berbicara bahasa inggris dengan baik dan benar juga merupakan faktor utama hal tersebut bisa terjadi. Di zaman sekarang ini, murid lebih suka belajar dengan hal-hal yang mereka sukai, misalnya bermain smartphone dan menonton YouTube. Terlebih lagi, di masa pandemi sekarang ini, tantangan terbesar adalah kuota dan sinyal. Murid kami datang dari berbagai tempat dengan kondisi keluarga dan kondisi geografis yang berbeda, hal tersebut membuat kami sebagai guru untuk lebih banyak berempati kepada murid. Aksi Sebagai seorang guru selain memotivasi belajar saya juga memberikan beberapa tips belajar bahasa inggris yang efektif kepada murid, misalnya dengan menyiapkan buku bank kosakata yaitu murid selalu mencatat kosakata yang didapat setiap harinya, menulis cara membacanya dalam bahasa inggris dengan baik dan benar dan juga menulis artinya. Selanjutnya, saya memberikan beberapa rekomendasi aplikasi yang bisa murid gunakan untuk meningkatkan ketrampilan bahasa inggris mereka, seperti duolingo. Ketika di dalam kelas pun, guru bisa memberikan tugas-tugas bahasa inggris dengan media yang menyenangkan seperti menonton pembelajaran bahasa inggris lewat YouTube dan mengerjakan quiz di socrative, kahoot, quizizz, dll. Selama pandemi, guru dan murid hanya bisa daring. Saya sangat excited karena akhirnya saya ingin mengajar murid menggunakan teknologi secara online, pengalaman ini saya timba dari mengikuti IMOOC sebagai peserta dan instruktur beberapa taun lalu. Saya sangat menikmati setiap tahapnya dan begitu terkesan pada penugasan storyboard atau papan cerita sehingga saya ingin menerapkannya pada murid saya. Selain itu, saya juga menggunakan aplikasi lainnya, seperti WA dan Google Classroom untuk pengajaran setiap harinya, didukung oleh YouTube, Google forms, Google Meet, dll. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan storyboard adalah sebagai berikut, Pertama saya menyapa murid di Google Classroom (GC) dengan mengirimkan video pendek untuk mengecek apakah semua murid sudah online dan siap mengikuti pembelajaran di GC. “Assalammualaikum..Hello, everyone! Welcome back to my online class.....” Murid menjawab dan bisa ditambah dengan mengajukan at least satu pertanyaan ke gurunya dengan meninggalkan komen di komen kelas. Hal ini bisa untuk presensi awal sambil menunggu murid lain untuk gabung di GC. “Hello, miss! Nice to meet you. I want to know your hobby” “Hello, miss! You look friendly and enthusiastic. I wanna learn English better than before with you” Selanjutkan adalah melakukan pre-activity semacam warming up melalui beberapa pertanyaan simpel seperti, “Do you like reading? What reading do you like? What about short stories?”, dst. Murid terlihat antusias ketika ditanya tentang kesukaannya yang terlihat dari komen-komen yang mereka bagikan di komen kelas. Murid lain nya pun bisa menanggapi satu sama lain ketika ada persamaan buku cerpen kesukaan. Murid paling suka cerpen remaja yang dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Berikutnya, saya memberikan contoh teks cerpen seru tentang cinta yang kemudian murid mendiskusikannya kembali dengan berkomentar di kolom GC untuk menentukan alur cerita cerpen tersebut. Kemudian, guru memberikan murid penjelasan tentang apa itu storyboard, contoh templatenya yang terdiri dari 8 template (boleh lebih), dan disertai aplikasi-aplikasi pedukungnya seperti CamScanner/AdobeScan, Viva video, dll di fitur materi GC. Saya juga melampirkan link tutorial di YouTube atau saya membagikan link tentang storyboard agar murid mudah memahaminya. Setelah itu, murid bertugas menggambar cerita berdasarkan cerita yang mereka baca dikertas print out storyboard, lalu di scan satu per satu gambarnya oleh aplikasi Cam Scanner/Adobe Scan menjadi PDF. Mengejutkannya, banyak murid yang tidak tahu tentang aplikasi tersebut, bahkan tidak tahu cara menggunakannya. Oleh karena itu, video tutorial sangatlah membantu. Terakhir, hasil scan tersebut dibuat video menggunakan Viva video, murid bisa menambahkan caption dan backsound untuk setiap gambarnya agar lebih menarik dan mengasah kreativitas murid untuk di upload di YouTube Channel mereka kemudian mengumpulkan link YouTubenya di GC. Is it fantastic, isn’t it? Sebagai aktivitas tambahan, guru meminta murid untuk proses inkuiri tentang social function, structure of short story, ect. Pelajaran Ternyata setelah murid diberikan hal-hal yang mereka sukai, seperti smartphone secara otomatis mereka tertarik belajar bahasa inggris. Yang pada awalnya, murid terkesan overload dengan banyakyan hal baru yang mesti dipelajari dan siapkan, namun murid menjadi merasa tidak hanya tertantang akan hal baru mereka pelajari, tapi juga murid bisa memperoleh pengalaman belajar aplikasi-aplikasi yang mendukung pembelajaran bahasa inggris. Dari refleksi yang saya lakukan, murid berkata, ”pembelajaran miss Luluk menarik. Ada cara yang berbeda dan unik dalam pemberian tugas, seperti storyboard contohnya. Sangat menyenangkan dan saya merasa nyaman dengan cara pembelajaran beliau” “Miss Luluk selalu memberikan instruksi dengan jelas dan sangat memotivasi murid-muridnya sehingga saya juga termotivasi. Saya bersyukur miss Luluk dengan sabar membimbing kami”