Mengubah Belajar Matematika Yang Menyeramkan Menjadi Menyenangkan Dengan Cabe Sedap

11 Dec 2020 | by Julhan Andriawan

Murid kelas 3 berjumlah 21 orang yang terdiri dari laki-laki 9 orang dan perempuan 12 orang. Sudah menjadi kewajiban seorang guru untuk melakukan tes diagnostik kognitif dan non kognitif di awal pembelajaran. Hal itu untuk mengetahui gambaran kondisi dan tingkat pengetahuan/pemahaman siswa. Dalam benak saya, hasil diagnostik siswa akan memberikan gambaran tentang kondisi dan tingkat pemahaman siswa yang siap menerima materi pembelajaran. Satu per satu lembar diagnostik mulai dianalisis. Ketika masuk pada analisis diagnostik muatan pelajaran matematika, saya menemukan hasil diagnosis yang menggambarkan kurangnya pemahaman dasar matematika siswa. Hal ini menjadi tantangan bagi saya untuk menciptakan suatu ide yang bisa membantu siswa dalam memahami konsep dasar matematika, melalui media yang lebih interaktif dan menyenangkan. Sehingga pandangan siswa akan mata pelajaran matematika yang awalnya menyeramkan menjadi menyenangkan.

Kondisi pandemi memperburuk permasalahan yang terjadi. Pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan di sekolah. Hal ini menuntut saya untuk membuat video pembelajaran tentang penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan puluhan, ratusan, dan ribuan yang saya kirimkan pada siswa melalui aplikasi whatsApp. Namun, ada beberapa siswa yang tidak bisa mengakses video pembelajaran tersebut, karena kurangnya fasilitas dan jaringan yang dimiliki. Siswa juga memberi komentar pada grup WhatsApp, supaya diberikan akses menggunakan alat peraga yang dibuat guru untuk latihan dan menyelesaikan soal yang diberikan pada akhir video pembelajaran.

Saya menyadari tahap perkembangan kognitif siswa membutuhkan alat peraga konkret yang bisa digunakan secara langsung, bukan belajar dengan menggunakan media semi kongkret (video pembelajaran). Oleh karena itu, saya mendapat ide memberikan tugas kepada siswa untuk membuat alat peraga konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan puluhan, ratusan, dan ribuan bersama dengan orang tua dan memberikan panduan pembuatan dan langkah-langkah penggunaannya.

Hal ini memberi kesan lebih mendalam di hati siswa ketika mereka dilibatkan secara langsung mulai dari proses pembuatan hingga penerapan. Dengan alat peraga yang dibuat sendiri oleh siswa bersama orang tua dapat mengatasi dan menjawab permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Sekarang, siswa-siswi saya sangat antusias untuk belajar Matematika.