Mengenalkan Sex Education pada Anak Usia Dini melalui Video
19 Nov 2021 | by Vemaska Kirana
Murid di sekolah saya belum dapat memahami bagian-bagian tubuh yang boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh oleh oranglain. Hal itu berhubungan dengan keadaan orangtua yang masih menganggap bahwa pendidikan seks merupakan sesuatu yang tabu. Orangtua belum memberikan pendidikan seks kepada anak. Padahal, pendidikan seks harus diberikan kepada anak sejak dini. Hal tersebut yang membawa saya untuk menerapkan pendidikan seks kepada murid.
Saya berharap agar murid saya dapat mengenali bagian tubuh yang harus dilindungi, sehingga pada akhirnya murid dapat melindungi dirinya sendiri. Selain itu saya juga berharap para orangtua tidak menganggap bahwa pendidikan seks merupakan hal yang tabu.
Dalam merancang pendidikan seks bagi anak usia dini, diperlukan kreatifitas dalam menyusun kegiatan main. Bagaimana cara menyusun kegiatan main yang menarik dan bermakna bagi murid yang bermuatan tentang pendidikan seks. Selain itu saya harus dapat merangkai kalimat yang mudah dipahami oleh murid. Saya juga harus memberikan pengertian kepada beberapa orangtua yang masih menganggap bahwa pendidikan seks merupakan sesuatu yang tabu. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri. Kemudian saya membaca referensi tentang pendidikan seks untuk anak usia dini, saya terapkan dan modifikasi.
Karena di tempat saya belum diperbolehkan pembelajaran tatap muka terbatas, pembelajaran masih dilaksanakan dengan jarak jauh. Agar murid tetap dapat merasakan kehadiran saya sebagai guru, saya membuat video pembelajaran yang saya unggah di channel youtube. Saya bagikan linknya kepada orangtua melalui grup WA.
Video yang saya unggah berisi tentang mengapa murid harus belajar tentang pendidikan seks. Hal tersebut juga dapat memberikan pengertian kepada orangtua yang masih menganggap bahwa pendidikan seks adalah sesuatu yang tabu.
Pendidikan seks yang saya ajarkan kepada murid meliputi anggota tubuh yang dimiliki. Saya menggunakan wayang dan menyisipkan gambar kartun. Melalui proses empati kepada murid, saya dapat mengetahui bahwa murid menyukai gambar kartun. Selanjutnya saya mengenalkan kepada murid bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh oleh oranglain. Murid saya beri pengertian mengapa terdapat bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh oranglain. Apa yang harus murid lakukan jika ada orang lain yang hendak melihat bagian tubuh murid juga saya bahas dalam video tersebut.
Saya memberikan kegiatan main kepada murid berupa menempelkan stiker pada gambar bagian tubuh yang tidak boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh oleh oranglain. Gambar yang saya sediakan adalah gambar murid laki-laki dan perempuan, murid harus memilih salah satu sesuai dengan jenis kelaminnya. Di akhir video saya memberikan tantangan kepada murid untuk menyanyi lagu “Sentuhan Boleh” bersama dengan orangtua.
Ternyata murid antusias saat melihat video dan mengerjakan kegiatan main. Murid dapat menyebutkan bagian tubuh yang boleh disentuh dan yang tidak boleh disentuh. Murid dapat lebih menjaga dirinya sendiri. Dari cerita orangtua, terdapat salah satu murid yang senang menggunakan pakaian dalam tanpa memakai baju saat berada di rumah. Setelah melihat video, mengerjakan kegiatan main dan bernyanyi lagu “Sentuhan Boleh” secara berkala, murid tersebut mulai mau memakai baju saat berada di rumah.
Pelan-pelan, orangtua dapat memahami bahwa pendidikan seks bagi anak usia dini merupakan sesuatu yang penting. Orangtua mengingatkan dan memantau kepada putra/putrinya untuk melindungi bagian tubuhnya.