KORORU

12 Dec 2020 | by Brigita Angga Wulan Wahyu Jayanti, S.Si., M.Kom

Mengenal Guruku dengan Kororu
Awal
Pelajaran Simulasi Digital sangatlah erat hubungannya dengan penggunakan aplikasi dan teknologi. Biasanya murid akan lebih cepat paham jika melakukan praktik langsung di depan komputer dibawah bimbingan guru. Hanya saja saat ini, murid dihadapkan situasi pembelajaran jarak jauh. Fasilitas belajar yang dimiliki setiap murid di rumah tentunya berbeda. Apalagi spesifikasi Smartphone yang digunakan sebagai sarana belajar tentunya sesuai kemampuan ekonomi orang tua. Berkaca dari hal tersebut, tugas saya adalah sebisa mungkin tetap mengajak murid bisa melakukan praktik sederhana serta menambah ketrampilannya melalui berbagai strategi belajar yang berbeda. Salah satunya dengan mengangkat profil guru di sekolah sebagai sumber inspirasi keteladanan lewat tulisan.
Dari sana bisa dilihat tujuan lain yang bisa dicapai oleh guru. Diantaranya pemahaman murid terhadap keteladanan perjalanan hidup guru sebagai bentuk motivasi belajar, peristiwa, pencapaian, serta meningkatnya kemampuan yang menjadi target selama proses belajar terjadi, yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang santun, literasi dan mampu mengoperasi perangkat Google Documment melalui Smartphone. Dalam pembelajaran simulasi digital, ketiga hal tersebut sangatlah memungkinkan untuk dilakukan. Namun tentunya, supaya hal tersebut muncul dan terlatih pada murid, guru harus mampu merencanakan dan mempersiapkan strategi pengajaran yang baik. Dengan teknik diskusi di ruang belajar Telegram, penggunakan aplikasi belajar berbasis internet serta kolaborasi dengan guru Bahasa Indonesia untuk menggali teknik melakukan wawancara, harapannya mampu menggali dan melatih potensi murid mengembangkan kemampuan literasi dan komunikasi dengan Bahasa Indonesia yang sopan dengan penuh percaya diri.
Tantangan Pertama, ketika menyusun rencana pengajaran simulasi digital di kelas X untuk materi melakukan pemformatan kembali paragraf, saya mencermati waktu pembelajaran sangatlah singkat untuk mencapai tujuan belajar ini. Hal ini mengingat, pembelajaran jarak jauh selama pandemic Covid-19 berkurang menjadi 2 jpl 1 minggunya. Kemudian dalam 1 termin belajar, saya harus mengelola 3 kelas secara bersamaan. Kedua, saya harus mempersiapkan strategi diskusi yang tepat agar pemahaman murid dan komunikasinya terbangun. Ketiga, mempersiapkan aplikasi pengolah kata daring yang dapat membantu murid menuliskan, menyimpan dan mengirimkan hasil wawancara dengan tipe paragraf deskriptif kepada guru. Keempat, melakukan aksi nyata bermakna sebagai bentuk lain literasi. Aksi
Sebelum diskusi dilanjutkan, saya meminta setiap murid berpasangan dan menentukan guru nara sumbernya. Setelah itu, murid diminta untuk membuka internet mencari informasi tentang teknik melakukan wawancara tokoh serta contoh pertanyaannya. Hasil informasi yang mereka dapatkan, di tuliskan pada buku catatan serta dibagikan grup Telegram untuk didiskusikan. Setelah itu, murid diminta untuk menghubungi guru Bahasa Indonesia untuk berdiskusi terkait teknik observasi dan menuliskan biografi profil tokoh berdasarkan bentuk pertanyaan yang sudah didiskusikan.
Pertama, saya memilih media sosial Telegram sebagai tempat diskusi dan Google Classroom sebagai ruang belajar untuk mengatasi jumlah pertemuan yang terbatas. Saya mulai membuat rencana belajar dan berusaha menepati tiap jadwal yang ditetapkan. Saya menggali informasi tentang kondisi murid saat ini lewat survey sederhana. Saya menekankan untuk mengenali pribadi guru yang mengampu mata pelajaran di kelasnya dengan membuat daftar guru. Ibarat pepatah “tak kenal maka tak sayang”, untuk bisa menyelami pembelajarannya, maka berkenalanlah lebih dekat dengan guru yang mengampu mata pelajaran di kelas. Kedua, setelah murid memahami pengetahuan dan ketrampilan melakukan wawancara, saya mengajak siswa memahami lebih dekat tentang Kororu (Koran Profil Guru). Saya menyiapkan video mengenai projek Kororu. Video ini berisi tentang latar belakang projek, tahapan, contoh Kororu, pengiriman hasil, jadwal pengerjaan, bentuk penilaian, serta reward yang didapatkan. Video project Kororu di unggah pada chanel belajar Youtube Bimtekinkom. Hal ini sengaja dilakukan, supaya murid dapat memutar berulang kali sesuai kebutuhan serta memberikan pendapat/pertanyaan jika belum jelas terhadap projek yang dilakukan di kolom komentar.
Dari komentar yang dituliskan murid, saya bisa mengerti letak kesulitan yang dihadapi. Hal ini kemudian menjadi topik diskusi kami di Telegram. Ketidakbiasaan menggunakan aplikasi Google Documment dalam pelaporan pembelajaran menjadi faktor utama permasalah ini. Hal ini tampak dari sebagian besar murid yang tidak memahami fungsi fitur-fitur yang terdapat pada Google Documment. Saya kemudian mengajak masuk ke kelas Telegram dan menunjukkan fitur-fitur yang digunakan dalam pembuatan Kororu. Anak terlihat antusias. Beberapa murid mulai memberikan tanggapan terhadapan umpan gambar fitur Google Documment yang saya bagikan. Selain itu komentar positif mulai saya lihat di chanel Youtube Bimtekinkom, yaitu
Setelah menonton video projek Kororu, murid mulai menentukan waktu yang tepat melakukan wawancara dengan guru naras sumber. Kegiatan ini sifatnya bisa dilakukan secara online lewat videocall, pertanyaan terstruktur lewat Whatsapp, telpon ataupun bertemu secara tatap muka. Murid kemudian mencatat dan mendokumentasikan hasil wawancara serta foto guru nara sumber. Kemudian dengan tipe paragraph deskriptif, murid mencoba mulai menuliskan hasil wawancara secara jelas pada buku catatannya. Ketiga, untuk menunjang hasil pelaporan wawancara, murid dipandu untuk mendownload aplikasi Google Documment dan memasangnya di Smartphone pribadi. Hasil wawancara dituliskan dengan gaya paragraf deskriptif dalam template Kororu yang sudah dibagikan melalui Google Classroom. Namun seperti yang sudah saya perkirakan. Beberapa pertanyaan murid mulai muncul di kolom komentar di chanel Youtube Bimtekinkom setelah masuk di tahap penulisan hasil, yaitu “Saya sudah paham mengenai tugasnya, tetapi masih sedikit kebingungan dengan template yang diberikan.” “sudah paham namun masih bingung ketika mempraktikan” “Cukup paham tetapi masih kesulitan dalam menyusun template” “Dalam pemahaman projek, saya cukup paham. Tetapi cara mengetik di template masih ada kesulitan, jadi saya mencoba untuk membuat template sendiri” “Menyusun template kororu tidaklah sulit. Hanya dibutuhkan keberanian & kemampuan untuk wawancara. Template ini sangat bermanfaat agar lebih mengenal guru saat diadakannya PJJ.” “Untuk pemahaman menulis projek sudah paham dan dapat menyelesaikan tugas dengan maksimal” Murid juga mulai berani bertanya secara lebih intens terkait projek Kororu lewat pesan pribadi.
Dari proses pengajaran ini, kegiatan projek Kororu memberikan kesempatan kepada murid untuk melatih kemampuan berkomunikasi dengan guru menggunakan Bahasa Indonesia yang sopan dengan penuh percaya diri. Diskusi yang dilakukan juga mengajarkan kepada murid, untuk menyiapkan bentuk pertanyaan sebagai dasar menggali informasi guru nara sumber. Penggunaan Bahasa yang sopan dan terstruktur, mampu memancing Critical Thingking pada saat melakukan wawancara. Murid juga melatih kemampuan sosial dan empati dengan guru dan teman. Kolaborasi mata pelajaran juga membuat murid semakin termotivasi dalam berliterasi menggunakan teknologi dan menjadi terbiasa dengan fitur aplikasi berbasis internet selama pembelajaran jarak jauh ini.
Kempat, sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati bersama dan tertampil dalam video projek Kororu, hasil Kororu kemudian dikirim di kantung tugas Kororu di Google Classroom. Hasil segera bisa dibaca. Murid menjadi lebih antusias melihat hasil koran yang dibuat, terlebih hasil terbaik dari setiap kelas akan di tampilkan di instagram dan diulas oleh editor majalah sekolah-Mata serta Kepala Perpustakaan SMK Negeri 4 Yogyakarta. Materi melakukan pemformatan kembali paragraf yang biasanya hanya melakukan penulisan ulang contoh jenis paragraf pada aplikasi pengolah kata (Microsoft Office Word), dapat berkembang menjadi sebuah koran yang mengulas tentang profil guru pengampu di kelas. Selain itu murid yang awalnya berkeluh kesah “Untuk pemahaman projek saya sudah cukup paham, hanya kesulitan untuk menyusun kalimatnya” , setelah melakukan banyak observasi dan bertanya pada guru Bahasa Indonesia, jadi mampu menyusun hasil wawancara dalam sebuah Koran Profil Guru dengan judul yang menarik, seperti “ Guruku Hebat”, “Motivasi Kesuksesan”, “Tekun Kunci Kesuksesan”, dan masih banyak lagi judul menginspirasi dari hasil percaya diri melakukan tahapan Kororu
Pelajaran