Berkolaborasi untuk Pembelajaran yang Lebih Bermakna
19 Nov 2021 | by Suci Handayani
Pandemi Covid-19 belum berakhir, meskipun sekolah sudah membuka Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, akan tetapi di sekolah saya PTM terbatas baru diuji cobakan untuk mata pelajaran praktik itupun terbatas untuk kelas XI. Saya tidak ingin murid-murid saya mengalami kehilangan kesempatan belajar. Murid-murid harus tetap belajar meskipun mereka tidak bisa saling bertemu secara langsung. Saya merasa bahwa ketika murid-murid hanya belajar mandiri secara individu, perkembangan sosial mereka akan terhambat, mereka akan tumbuh menjadi orang-orang yang antisosial dan tidak mengenal lingkungannya, maka saya berusaha untuk merancang suatu kegiatan kolaboratif.
Sebagai guru di sekolah seni rupa, saya menyadari bahwa murid-murid sangat suka berkarya, mereka suka menggambar karakter, membuat komik, membuat poster dan membuat video. Saya merancang suatu kegiatan perkenalan pada topik introduction dengan memberikan mereka tantangan untuk membuat video perkenalan, harapannya kegiatan yang dilakukan secara kolaboratif ini akan membuat perkenalan mereka menjadi lebih bermakna.
Tentu ada tantangan yang dihadapi. Murid-murid saya belum saling mengenal, mereka belum terbiasa bekerja secara kolaboratif. Mereka belum pernah mencoba untuk bekerja bersama-sama, saling melihat atau mengomentari karya teman-teman lain. Pada awal kerja kolaboratif murid-murid mungkin akan merasa malu atau tidak percaya diri dengan video yang dibuat. Tapi saya memiliki keyakinan, kerja kolaborasi akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna. .
Saya mulai mencari cara agar murid-murid lebih aktif dan berani. Saya siapkan satu google slide sebagai media untuk bekerja secara kolaboratif. Saya lengkapi dengan judul, aturan dalam kerja kolaborasi dan satu contoh video perkenalan dari saya. Selanjutnya saya tuliskan nama-nama murid saya pada slides dibawahnya. Satu nama saya tuliskan pada satu slide sesuai urutan nama pada presensi mereka sebagai tempat untuk meletakkan video yang mereka buat. Hal ini saya lakukan agar pekerjaan mereka rapi dan tidak saling menimpa pekerjaan teman yang lain.
Setelah persiapan selesai, saya ajak murid-murid untuk bertemu secara tatap maya melalui google meet. Pada awalnya kita berdiskusi mengenai materi introduction yang telah mereka pelajari pada sesi sebelumnya. Selanjutnya saya menjelaskan tantangan yang harus mereka selesaikan, yaitu memperkenalkan diri dengan cara membuat video.
Saya jelaskan bahwa tantangan ini merupakan tantangan kerja kolaboratif, yaitu bahwa mereka akan bersama-sama memenuhi slides yang dibagikan dengan video perkenalan seluruh murid di kelas.
Bebera pa murid terlihat kaget dengan rencana saya ini, ada yang merasa malu dan kurang percaya diri, tetapi saya tetap memotivasi, bahwa dengan kegiatan ini mereka bisa lebih mengenal teman-teman mereka dengan baik, mereka bisa saling berinteraksi dengan memberikan komentar yang membangun atau pertanyaan yang mungkin menarik untuk didiskusikan. Agar lebih jelas saya tunjukkan satu contoh video perkenalan yang saya buat. Akhirnya semua murid sepakat dengan strategi belajar ini.
Tidak disangka respon murid sangat baik. Pada pertemuan tatap maya berikutnya mereka mengekspresikan kebahagiaan dan kepuasan mereka dalam pelajaran kolaboratif dengan tema introduction tersebut. Beberapa murid mengemukakan ide mereka tentang pembelajaran kolaboratif ini, mereka ingin agar setiap tugas bisa dilakukan secara kolaboratif sehingga mereka bisa saling mengapresiasi pekerjaan teman-teman yang lain, tidak untuk membandingkan akan tetapi untuk saling memotivasi dan menambah pengetahuan.