TIDAK TERBATAS TEORI

19 Nov 2021 | by Ester Wahyuti Meru, S.Pi

TIDAK TERBATAS TEORI

Pada masa pandemi ini, kepedulian adalah suatu hal yang perlu dikembangkan.  Tidak sekedar berbagi donasi untuk mereka yang membutuhkan tetapi juga kepedulian pada lingkungan. Ada juga yang menganggap bahwa pandemi korona ini upaya alam untuk membersihkan dirinya dari aktivitas manusia  yang tidak ramah lingkungan.  

Untuk itu di tema pertama di kelas saya tahun ini berfokus untuk mengedukasi murid peduli pada lingkungan. Kelas  saya berisi sekitar 30 murid dengan rentang usia sekitar 9-10 tahun dengan berbagai latar belakang status sosial dan pola asuh dengan proses pembelajaran yang diterapkan sekolah kami  adalah pembelajaran tematik .

Ketika sesi pembukaan awal tahun,saya mencoba mengajak murid berdiskusi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka tentang bentuk kepedulian lingkungan yang dapat dilakukan oleh murid. Mayoritas jawaban yang saya peroleh  adalah menanam pohon di hutan, tidak membakar hutan, tidak membuang sampah di sembarang tempat –suatu jawaban yang benar tetapi sangat klise sekali dan sangat text book. Jujur ini sangat meresahkan buat saya pribadi  karena kedepan kesuksesan murid  tidak hanya karena kemampuan akademik tetapi ketrampilan mereka untuk menganalisa kondisi sekitar, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah. 

Kondisi ini sangat  menantang saya  untuk mengolah kegiatan belajar yang dapat menambah wawasan. Bayangan yang terlintas ketika merencanakan strategi pembelajaran adalah membuka wawasan mereka bahwa kepedulian lingkungan itu dapat dilakukan dari lingkungan yang terdekat dengan mereka , yaitu rumah dan lingkungan sekitarnya tetapi dikemas  mengasyikan. 

Tak bisa dipungkiri bahwa kondisi pandemi ini sangat berpengaruh disemua bidang. Tak terkecuali dunia pendidikan. Antara guru dan murid yang selama ini bertemu dalam suatu ruang dalam proses KBM, kini terbatas dengan secara virtual  sehingga sangat mempengaruhi kualitas siswa dalam proses belajar di rumah, selain itu daya dukung keluarga dalam hal penyediaan internet, alat yang digunakan dan pendampingan selama siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh berbeda setiap keluarga. 

Untuk itu saya berusaha untuk dapat menjadikan kondisi tersebut tidak menjadi halangan tetapi sebuah peluang murid untuk belajar dari semua pihak dan berbagai metode tanpa terkurung kondisi yang mengharuskan mereka belajar dari rumah, karena sejatinya dengan adanya pandemi inipun menyadarkan kita bahwa belajar dapat darimana saja, dimana saja  dan dengan siapa saja. 

Tantangan yang kedua bagi saya adalah bagaimana meramu kurikulum nasional dan kurikulum Financial literacy yaitu kurikulum dari Finlandia yang saat ini juga menjadi bagian dari proses pembelajaran di sekolah kami  dapat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa sehingga berkorelasi dengan AKM

Setelah dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran, akhirnya dibuatlah sebuah strategi belajar yang diharapkan bermanfaat untuk siswa dan mudah diaplikasikan sehari-hari.

Maka dimulailah petualangan  proses pembelajaran kami dengan siswa di tema ini 1 dengan menggali hal yang mendasari kebutuhan manusia sehingga mendorong untuk terpenuhinya kebutuhan tersebut. Kemudian diajak untuk menentukan sesuatu yang ingin dipenuhi oleh manusia itu sebuah kebutuhan atau sebuah keinginan selanjutnya siswa merefleksikan diri apakah yang dilakukannya sebuah  kebutuhan atau sebuah keinginan.

Selanjutnya murid  mengenali aneka SDA baik itu hayati maupun non hayati, SDA Terbarukan maupun tidak terbarukan melalui video. Kemudian murid menganalisa dampak upaya pemenuhan kebutuhan manusia yang mengekploitasi SDA menggunakan studi kasus yang dikemas melalui pembelajaran PKN & Bahasa Indonesia.

Selanjutnya murid diberikan pencerahan untuk peduli pada lingkungan terdekatnya berupa upaya yang bisa mereka lakukan  dengan melakukan Kunjungan virtual di DKRTH Surabaya.  Murid  antusias menyaksikan pemaparan dari narasumber dan melihat upaya yang dilakukan oleh DKRTH Surabaya dalam penataan kota dan kebersihan kota Surabaya. 

Pada minggu berikutnya siswa semakin dikerucutkan kembali upaya peduli lingkungan dari lingkungan terdekat mereka dengan mengundang Ketua TP PKK kecamatan Sambikerep Surabaya yang wilayahnya menjadi juara 1 PROKLIM Nasional untuk memaparkan upaya kepedulian terhadap lingkungan yang disajikan melalui webinar.

Ternyata murid antusias mendengarkan pemaparan dari narasumber, mereka mendapatkan pencerahan bahwa upaya kepedulian lingkungan tersebut dapat mulai dilakukan dari rumah mereka sendiri dengan cara memilah sampah, menanam toga, menanam sayur, memanfaatkan limbah minyak jelantah, memanfaatkan sisa makanan menjadi biokompos bahkan membuat pembesaran ikan hanya dengan menggunakan ember bekas.  Sampai selesai acarapun begitu banyak pertanyaan yang diajukan oleh murid.  

Saat saya menanyakan kepada murid bagaimana pendapat mereka tentang kegiatan hari ini , mayoritas senang karena mendapatkan pencerahan dan pengetahuan baru serta berusaha melakukannya minimal dengan memilah sampah yang ada di rumah.

Selesai kegiatan webinar banyak chat masuk dari orangtua murid.  Ternyata banyak dari mereka ikut mendampingi murid selama kegiatan berlangsung  dan ikut mendapatkan pencerahan tentang upaya sederhana yang dapat mereka lakukan di rumah dan memberikan apresiasi positif dari kegiatan tersebut.

              

Mendapatkan respons yang luar biasa baik dari murid dan orangtua cukup melegakan saya, karena memang pengenalan tentang kepedulian terhadap lingkungan harus dimulai dari keluarga bukan hanya dari informasi dari buku saja. Hal ini sangat memacu saya untuk membuat sebuah pembelajaran yang bermakna untuk siswa dan mampu mengembangkan ketrampilan hidup mereka .

Langkah selanjutnya saya mencoba mengajak murid  untuk menuliskan  hal baru berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan bagaimana itu dapat dibagikan kepada orang terdekat mereka melalui sebuah media komunikasi sederhana. Siswa saya sangat antusias sekali ada yang menampilkan melalui sosmed mereka. Ada yang melalui channel youtube mereka dan ada yang langsung mengajak orangtuanya melakukan di rumah seperti yang nampak pada foto di bawah ini.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di tema 1 sangat berdampak untuk murid,wali murid, guru  dan sekolah. Salah seorang narasumber yang kami undang memberikan apresiasi atas program pembelajaran yang dilakukan di sekolah  dan memberikan kesempatan seluasnya apabila civitas sekolah mau mengadakan kunjungan ke daerahnya yang masuk sebagai juara Proklim Nasional. 

Pengalaman belajar di tema 1 ini semakin menguatkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang bermakna. Tanpa proses siswa tidak akan mendapatkan hakikat pembelajaran yang dilaluinya. Mari mulai kini kita semakin menyadari bahwa belajar dan proses KBM  tidak hanya sebatas teori. 

Salam!

Ester Wahyuti Meru

Sekolah Citra Berkat Surabaya

WIT 2021                                         


Simak Video Pemaparan Ibu Ester Wahyuti Meru, S. Pi.