MPI MEDIA PEMBELAJARAN TANPA PAKET DATA BIKIN ANAK DOYAN KIMIA
20 Nov 2021 | by Rani Nawang Sari
Sebagai seorang guru kimia saya mempunyai tanggung jawab untuk membuat murid menguasai tujuan pembelajaran yang diberikan. Pada prosesnya ternyata tanggung jawab itu tidak semudah teori-teori yang saya pelajari di bangku kuliah. Banyak sekali hambatan yang membuat hal itu tidak semulus jalan tol. Apalagi fakta di lapangan yang saya temui, murid tidak menyukai kimia. Bagi mereka kimia merupakan pelajaran yang sulit. Apalagi di masa Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) seperti ini. Wadidaw…. Medan untuk mewujudkan tanggung jawab itu semakin terjal.
Pada prosesnya, saya memberikan materi di Classroom agar murid mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diberikan. Bukan tanpa alasan pada PTMT waktu untuk tatap muka sangat minim sehingga perlu manajemen waktu yang cermat agar bisa maksimal. Materi yang saya berikan di Classroom juga dalam berbagai media online yang menurut saya mudah dimengerti murid dan memudahkan mereka memahami materi. Tetapi ternyata tidak demikian. Murid sulit memahami kimia, setiap diberi tutorial youtube dan media pembelajaran online lainnya tidak diakses dengan alasan tidak punya paket data. Motivasi belajar mereka menurun. Pada saat tatap muka mereka merasa bosan karena tidak memahami materi yang saya sampaikan. Apalagi waktu yang singkat sehingga suasana menjadi serba salah dan tidak kondusif (istilah anak sekarang “awakward”)
Saya harus mengakhiri hal ini. Setelah saya mempelajari berbagai media yang mungkin untuk diberikan pilihan jatuh pada Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI). Media ini bisa merupakan perpaduan emodul dan video serta dilengkapi dengan fitur interaktif sehingga murid bisa berpartisipasi mengerjakan soal. Apalagi ditambah fitur sound menambah seru dan ciamik dalam belajar. Yang paling penting adalah murid tidak memerlukan paket data untuk mengaksesnya. MPI yang sudah saya buat diubah dalam bentuk apk, hal ini memungkinkan murid untuk mengaksesnya tanpa paket data (internet). Setelah MPI jadi saya akan share ke grup telegram kemudian murid yang memiliki paket data/kualitas internet baik bisa mengaksesnya. Pada saat tatap muka saya dan murid yang sudah memiliki MPI akan membagi media tersebut ke murid yang lain melalui Bluetooth atau share it yang tidak memerlukan jaringan internet. Setelah saya melakukan ini respon murid luar biasa. Mereka suka dengan medianya. Dalam MPI saya desain dengan ringkasan materi penting, ada video singkat (2-3 menit) sehingga murid tidak bosan. Pada bagian akhir saya sertakan evaluasi tiga buah soal untuk menguji pemahaman mereka. Ketika saya melakukan refleksi, murid menyukai MPI dalam bentuk apk ini karena tidak memerlukan koneksi internet, materinya ringkas dan sederhana, video yang ditampilkan juga singkat dan tidak membuat bosan (langsung ke inti materi), serta ada evaluasi yang membuat mereka bisa interaktif.
Setelah menggunakan media ini motivasi belajar murid meningkat. Murid menguasai konsep dasar dari materi yang saya berikan. Murid menjadi senang dan suasana belajar kondusif. Waktu tatap muka yang singkat bisa di optimalkan dengan diskusi dari materi yang sudah mereka pelajari di MPI. Para murid menjadi senang dan tidak ada lagi momen “awkward” terjadi.