Menyambut antusiasme murid PTMT di sekolah dengan stimulus positif melalui permainan kepedulian sekolah

01 Dec 2021 | by Himmatul Ulya

Pemerintah Kota Semarang resmi menyetujui Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di berbagai Sekolah Menengah Pertama di Kota Semarang. Sebagai guru Bimbingan Konseling, saya juga menyambut adanya kegiatan baik ini di sekolah. Murid-murid di Sekolah Menengah Pertama yang saya ampu, juga menyatakan respon bahagia dengan adanya pengumuman resmi pembelajaran tatap muka terbatas. Walaupun secara terbatas, tidak menjadikan murid kehilangan semangat untuk belajar ke sekolah. Wali murid pun tak kalah senangnya. Beberapa dari mereka menyatakan bangun pagi demi menyiapkan kebutuhan anaknya yang akan berangkat sekolah untuk pertama kali. Salah satu wali murid menyatakan anaknya merasa senang karena akan berjumpa dengan teman-teman sekolahnya. 

Murid perlu diberikan stimulus positif sebagai persiapan belajar dan menyegarkan kembali pemikirannya. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menyiapkan permainan yang mengasah kepedulian murid. Permainan yang saya beri nama “The Savior” ini bertujuan untuk melatih murid berkomunikasi dengan menggunakan media lain yaitu surat yang ditulis secara anonim. Dalam surat tersebut, mate (orang yang ditargetkan akan dibantu oleh savior) akan mengungkapkan permasalahan yang sedang dia hadapi. Secara anonim pula savior (penolong yang telah diacak melalui undian) akan memberikan respon berupa dukungan dan kata-kata penyemangat untuk mate. Dengan metode ini, diharapkan kepedulian akan terjalin dengan baik sebelum savior melepas identitas seminggu kemudian untuk diketahui oleh mate siapa sebenarnya teman yang menolongnya. 

Murid dapat menerapkan praktik baik yang  ada di lingkungan mereka, khususnya di lingkungan sekolah bersama dengan teman-temannya. Permainan sederhana seperti “The Savior” ini ternyata mengajarkan kepada mereka bagaimana cara untuk mengasah kepekaan dan memberikan bantuannya kepada teman lain yang sedang membutuhkan dukungan mental. Walaupun diawal pengerjaan permainan ini saya pribadi masih belum yakin mengenai dampak baik yang akan dihasilkan. Namun setelah melalui tahap praktik perlahan-lahan yang membutuhkan kesabaran dan keadaan murid pada waktu itu yang masih membutuhkan penyesuaian dengan situasi baru, proses ini dapat berjalan dengan lancar.

Saya sangat bangga dan bahagia melihat pencapaian ini. Pencapaian luar biasa antara murid satu dan lainnya. Selain itu, kolaborasi murid yang mendukung program yang saya rancang untuk mereka adalah suatu hal yang tidak dapat dibayangkan rasanya. Saya berharap praktik baik ini tidak hanya kita yang memiliki. Saya juga berharap akan ada program-program praktik baik selanjutnya yang mendukung kemerdekaan guru dan murid untuk belajar, melalui proses, dan menghasilkan karya yang bermanfaat. Walaupun dalam prosesnya kita harus mengalami jatuh bangun dan banyak evaluasi. Semoga keadaan ini terus membaik sejalan dengan semangat belajar dan berjuang kita. Disanalah, kita akan menemukan kebahagiaan. 


Simak Video Pemaparan Ibu Himmatul Ulya