Word Problems Solving Ground : Untuk Literasi

20 Nov 2021 | by Arinda Febriana Dewi, S.Pd.


Saya adalah guru kelas 3 SD yang (alhamdulillah) sudah menemani siswa-siswa saya di kelas ini sejak mereka di kelas 2. Dengan begitu, saya sedikit banyak memahami karakter mereka dan juga wali muridnya. Namun yang masih mengganjal selama membersamai mereka adalah banyaknya misinformasi, baik selama pembelajaran maupun komunikasi dengan wali murid. Contoh kasus yang paling banyak muncul adalah kurang memahami pengumuman di Google Classroom, kesalahan membaca jadwal dan siswa menyampaikan informasi dari saya ke wali murid secara tidak tepat. Imbasnya, muncul kesalahpahaman antara saya dan wali murid karena kurangnya siswa memahami informasi. Selain itu, proses pembelajaran pun terkena dampaknya. Pembelajaran menjadi kurang efektif karena saya harus menguraikan kembali informasi yang sebenarnya sudah tersedia. 

Berangkat dari hal tersebut, saya berpandangan bahwa literasi harus ditanamkan sejak dini. Sebenarnya saya bingung mulai dari mana, tetapi lalu teringat akan soal cerita. Saya melihat word problems (soal cerita) di pelajaran Matematika bisa menjadi langkah awal siswa untuk mengasah kemampuan analisis informasinya. Saya menginginkan suatu cara dimana siswa dapat memecahkan word problems dengan caranya sendiri. Karena Matematika di kelas 3 sudah diampu oleh guru bidang, saya berencana menyelipkan kegiatan ini di awal sebelum pelajaran.

Saya memanfaatkan kepiawaian mereka dalam menggunakan gawai dan mengakses platform digital. Saya lalu memilih Canva sebagai platform desain yang bisa memfasilitasi mereka dalam memvisualisasikan word problems. Awalnya, saya mencoba sendiri dahulu dengan mengakses www.canva.com dan contoh soal dari workbook Matematika. Saya mencoba tanpa guidance. Lalu saya uji cobakan ke guru Matematika sebagai pakar. Beliau menyarankan saya untuk menyertakan guidance agar siswa bisa mengikuti dengan runtut dari awal sampai akhir. Sesuai saran beliau, saya akhirnya membuat guidance (panduan langkah-langkah mengerjakan). 

Tiba saatnya saya melaksanakan kegiatan ini dengan siswa. Saya mengirim guidance di Zoom chat box sehingga mereka bisa mengunduh file tersebut. Ketika mengerjakan, mereka sangat antusias karena mereka bisa memilih sendiri gambar mana yang akan digunakan untuk memvisualisasikan word problem. Di akhir, tidak lupa kami melaksanakan sharing session yang saya beri nama “Thinking Space.” Kami berdiskusi tentang hal yang mereka suka dan tidak suka dari kegiatan tersebut. Ketika mereka menunjukkan antusiasnya, saya mengapresiasi anak seusia kelas 3 SD mau mencoba menyelesaikan soal analisis. Saya juga berterimakasih kepada para siswa atas apresiasinya terhadap kegiatan ini. 

Alhamdulillah, dengan adanya strategi ini, siswa saya sudah mulai menunjukkan perubahannya secara perlahan namun pasti. Mereka mulai mencoba memahami setiap informasi ataupun instruksi yang diberikan kepada mereka. Friksi antara saya dan wali murid sudah mulai berkurang bahkan sebagian anak sudah mandiri dalam mengakses informasi di Google Classroom maupun penjelasan langsung di Zoom. 

Harapan saya, penggunaan Canva ini bisa menjadi salah satu jalan untuk para murid belajar memecahkan masalah dan melatih kemampuan menganalisis informasi. Ketika para murid menunjukkan ekspresi antusiasnya, jujur saya tersentuh dan bertekad untuk terus memperbaiki diri. Menurut saya, hal yang perlu dibenahi adalah kematangan guidance seluruh proses ini dan variasi soal. Word problems disini lebih mengacu kepada Matematika sehingga kemampuan numerasi siswa juga bisa ikut terlatih. Saya berharap di kesempatan yang lain saya bisa membuat word problems dari mata pelajaran yang lain, seperti Bahasa Indonesia, PKn, maupun Science sehingga siswa akan mempunyai pengetahuan yang lebih kaya.


Simak Video Berikut