Media Panduan : Belajar Genetika dengan Kancing Pakaian

12 Dec 2020 | by TATIK HARYANTI, M.Pd

"AWAL : Murid saya kelas IX.1 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Pekanbaru. Tinggal diperkotaan. dengan usia rata-rata 14-15 tahun. Mempunyai   rasa keingintahuannya sangat besar. Sangat antusias bereksperimen. Tiap ada pelajaran IPA, selalu minta belajar ke Laboratorium, untuk praktikum. Semangat belajarnya sangat tinggi. Mereka sangat aktif dan antusias belajar di labor. Tetapi, begitu masuk di Kompetensi Dasar 3.3, menerapkan konsep pewarisan sifat dalam pemuliaan dan kelangsungan makhluk hidup. Mereka nampak tidak semangat dalam belajar. Banyak yang kurang paham tentang persilangan monohybrid dominan penuh, pada materi genetika. Sebagai guru IPA di kelas IX.1, tentu saya merasa bertanggungjawab terhadap siswa-siswa saya. Saya ingin mengembalikan semangat belajarnya. Kemudian saya mencari ide, dan strategi belajar agar anak-anak bisa memahami materi persilangan monohybrid dominan tersebut. Dengan membuat panduan belajar, cara mensimulasikan Persilangan monohibrid menggunakan model kancing genetika/ model gen Karena pembelajaran saat ini dengan cara Daring, maka kancing genetika saya ganti dengan kancing baju berwarna merah dan putih. Sasaran dari strategi yang saya buat, agar siswa bisa lebih mudah dalam memahami pelajaran tersebut, siswa bisa mensimulasikan perkawinan silang monohybrid, bisa menuliskan genotif dan fenotif dari filial 2.


TANTANGAN: Karena Pandemi Covid-19, membuat pembelajaran tidak bisa tatap muka, dan dilaksanakan secara daring, maka kancing Genetika saya ganti dengan kancing baju warna merah dan putih. Saya juga mengkomunikasikan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses belajar ini, Ke orangtua siswa. Bagaimanapun mereka yang mendampingi anak belajar di rumah. Sehingga dibutuhkan kolaborasi guru dan orangtua. Adapun alat dan bahan yang di gunakan adalah, Kancing warna merah, 100 buah, kancing warna putih 100 buah, dua kotak bekas yang ada tulisan jantan dan betina. Dan penutup mata.


AKSI: Setelah alat dan bahan yang diperlukan saya komunikasikan dengan orangtua siswa, Maka saya mulai membuat panduan belajar bagi siswa. Dan ini bisa dipraktikan di rumah dengan bantuan ayah, ibu, kakak ataupun adiknya. Mereka harus berkolaborasi dengan keluarga. Karena ini tidak bisa dikerjakan sendiri. Panduan yang saya buat: 

"