Jembatan Berpikir Das Sein Das Sollen

01 Dec 2021 | by Nurokhmah, M. Pd.

Jembatan Berpikir Das Sein Das Sollen

Nurokhmah- MAN 1 Yogyakarta


Pelajaran PPKn adalah mata pelajaran yang harus dipelajari siswa sampai tuntas, karena pentingnya membentuk siswa menjadi warganegara yang baik. Mapel ini dalam jangka panjang juga  menyiapkan anak menjadi calon pemimpin bangsa. Berbagai teori dan konsep bagaimana menjadi warganegara ataupun pemerintahan yang baik diajarkan guru di PPKn. 

Namun salah satu kendala nyata yang dihadapi Guru PPKn di pembelajaran adalah pada kenyataan yang ditemui anak di lapangan. Banyak contoh warganegara ataupun pejabat pemerintah yang memberi contoh tidak baik pada generasi muda. Sehingga bisa membuat anak menganggap bahwa hidup yang baik adalah yang pragmatis, tidak perduli  dengan segala teori baik yang dikonsepkan oleh para ahli. Hal ini bisa berbahaya jika tidak mendapatkan solusinya. Siswa akan menganggap guru hanya mengajarkan omong kosong saja.   Pembentukan karakter kewarganegaraan/civic disposition dalam mapel PPKn bisa terancam gagal. Sebagai guru PPKn, cukup berat juga tuntutan menciptakan pembelajaran di kelas yang menyenangkan tapi juga membentuk intelektual siswa. Bagaimana membentuk siswa menjadi anak yang kritis tetapi jangan sampai juga terjebak memprovokasi anak untuk membenci pemerintah. Siswa dibentuk agar menjadi karakter yang obyektif, analitis, rasional,  kritis, kreatif, dan mandiri. 

Berdasarkan hal di atas dalam pembelajaran ini, saya membuat sebuah kanvas yang diberi nama  “Jembatan berpikir Das Sein Das Sollen”. Jembatan berpikir tersebut mengajarkan pada anak bagaimana menghubungkan teori konseptual dengan fakta riil lapangan. Ketika anak menemukan kesenjangan antara das sein dan das sollen, siswa menganalisisnya, lalu mampu menyatakan sikap apa yang akan dilakukannya jika berada pada posisi yang sama. Siswa juga mampu memilih kasus yang tepat untuk dianalisis. Siswa mampu membuat poster yang jelas, informatif,  dan menarik. Melatih siswa bersikap terbaik sebagai seorang pemimpin di masa depan, Hal ini mengenalkan anak pada kondisi dilematis seorang pejabat publik, dan juga melatih siswa untuk  mengambil keputusan terbaik. 

Sintaksnya adalah, anak diminta membuat kelompok kerja. Lalu mereka berdiskusi memilih kasus nyata yang dilakukan oleh pejabat publik atau tokoh masyarakat yang disitu terdapat kesenjangan yang besar antara das sein dan das sollen-nya. Siswa bekerjasama dalam tim memilih kasus yang mereka inginkan. Sesudah mendapatkan kasus, maka mereka memahami duduk permasalahan,  menganalisis, lalu menuangkan semuanya dalam poster yang mereka buat.  Produk dari kanvas ini berupa poster. Siswa diharapkan meningkat kreatifitas dalam teknik pengerjaan poster secara online. Siswa juga dilatih untuk bekerja sama dalam tim menyelesaikan tugas

Antusias dalam pelaksanaan metode ini tampak jelas, dalam berbagai tahap yang dilalui. Anak mengerjakan dengan semangat karena memang membahas mengenai hal yang selama ini membuat mereka penasaran.  Saat mengerjakan media ini, anak memperbaiki struktur pemikiran mereka. Menggugah kreatifitas, mengklarifikasi nilai-nilai bernegara. Siswa memahami bahwa kesenjangan antara kenyataan dan teori (das sein dan das sollen) terjadi karena berbagai faktor.  Sehingga mereka memahami sejak dini berbagai godaan menjadi pejabat. 

Perubahan dalam hal ini tidak terlalu tampak di permukaan. Tetapi anak menjadi lebih memaklumi kesenjangan yang terjadi antara das sein dan das sollen. Dan kemudian menggugah semangat mereka untuk kelak menjadi generasi penerus estafet bangsa yang baik. Metode ini menyiapkan anak untuk bersikap terbaik dalam kondisi apapun ketika dia menjadi pejabat publik atau tokoh masyarakat. Karakter seorang pemimpin mampu diolah sejak awal. 


Sebagai Guru PPKn saya merasa puas bisa menemukan media yang mengantarkan anak menuju pemahaman yang baik terhadap negara. Sebelumnya cukup sulit, dikarenakan apa yang diajarkan seolah tidak ada artinya. Pelajaran dari guru tentang pemerintahan yang baik, mental setelah menghadapi kenyataan di lapangan.   Meski tentu saja kenyataan tidak sesederhana itu cara untuk memperbaiki negara. Tetapi pembuatan media ini adalah langkah nyata meski hanya tapak kecil, untuk ikut bergerak bersama memperbaiki masa depan negara Indonesia.


Simak video pembelajaran berikut ini