Pa-Li-Tat (Papan Lipat Habitat)

11 Dec 2020 | by Dista Novistananda

Pemikiran statis bahwa Unta hanya bisa hidup di gurun, terjadi pada siswa berumur 9-10 tahun di kelas Saya. Kalau bukan A, ya B. Seperti tertulis di berbagai ensiklopedia. Siswa terbiasa berpikir bahwa klasifikasi hewan adalah ilmu pasti, tidak akan bisa berubah walaupun kondisi lingkungan (mungkin) mengalami perubahan.

“Menghafal adalah jalan ninjaku” Kilah banyak murid zaman Now.
Tentunya menghafal lebih praktis dan cepat, tapi tak cukup menjawab masalah yang ada.

Hadirnya permainan papan lipat habitat mendobrak pemikiran mereka, tentunya dengan cara yang menyenangkan. Tak hanya kepingan puzzle yang perlu disusun, siswa berpikir strategis tentang kemungkinan adaptasi hewan di berbagai habitat.
Papan lipat habitat Hewan di dunia terdiri dari 1 papan lipat dengan 6 habitat (Gurun, Kutub Utara, Hutan Hujan Tropis, Savana, Laut dan Mangrove), 18 kartu hewan beserta ciri-cirinya dan 6 buah kartu refleksi.

Siswa di kelas saya merasa ada angin segar dalam memainkan sebuah permainan yang bermakna. Sejenak melupakan pembelajaran menggunakan Gawai. Mereka menjadi tahu bahwa berbagai hewan bisa jadi mampu hidup di habitat lain. Pemain belajar memikirkan strategi dan memutuskan dengan hati-hati. Skor yang terdapat di bagian belakang kartu membuat siswa berpikir kritis dan terbuka menjawab segala perubahan yang mungkin terjadi di alam. Menjawab pertanyaannya sendiri, “Bagaimana jika seekor Unta berada di Hutan Hujan Tropis?”

Ini bukan tentang bagaimana guru dapat membuat permainan yang membuat siswa terpana. Bukan pula (hanya) membuat mereka tertawa bersama. Mungkin pada awalnya mereka tak terbiasa. Tapi dengan arahan yang sarat makna, guru akan melihat sisi yang luar biasa. Membangun jiwa-jiwa reflektif, pengambil keputusan yang percaya diri dan aktif mencari solusi. Tidak ada yang tahu apa dan bagaimana masa depan. Yang bisa kita persiapkan adalah dobrak sisi kritis kita terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul di masa mendatang.