SERUNYA MENGAJAR DENGAN MEMBERIKAN EMPATI KEPADA MURID

01 Dec 2021 | by Utami Panca Dewi

SERUNYA MENGAJAR DENGAN MEDIA VIDEO BERBENTUK LAGU

Oleh: Utami Panca Dewi


“Hari ini belajarnya memakai PPT lagi, Bu?” 

 Mendengar pertanyaan itu, dalam benak saya langsung tergambar suasana kelas yang monoton. Guru asyik menjelaskan materi, sementara murid-murid diam tanpa aktivitas. Beberapa akan mengantuk, beberapa yang lain akan mematikan kamera (saat pelajaran sedang berlangsung secara daring). Apalagi kalau sudah sampai ke istilah-istilah ilmiah dalam IPA, mereka semakin terlihat bosan.

    Tanggung jawab seorang guru adalah melakukan pendekatan dan memberikan empati. Hal itu bertujuan untuk menggali akar permasalahannya, yakni pembelajaran seperti apakah yang dikehendaki murid? Selama ini, saya merasa, saat melaksanakan pembelajaran ya begitu-begitu saja. Hal itu menimbulkan keresahan, karena saya merasa belum memberikan yang terbaik untuk murid-murid saya.

Suatu saat, saya mengadakan survey, untuk mengetahui kegiatan yang disukai  murid. Dari jawaban yang masuk, ternyata sebagian besar murid, menyukai menonton musik di channel youtube.

    Saya ingin membuat suasana pembelajaran yang tidak membosankan. Saat pembelajaran daring, rasanya sulit melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan. Saya mulai berpikir untuk mengajar dengan cara tak biasa. Saya memutuskan untuk melakukan pembelajaran dengan sesuatu yang disukai oleh murid-murid saya, yakni musik. Namun saya merasa terkendala oleh waktu. Dengan pembuatan administrasi guru yang menumpuk, belum lagi tugas tambahan yang diberikan oleh sekolah, membuat saya sulit bergerak melakukan perubahan untuk sebuah strategi pembelajaran yang baik.

    Di waktu senggang, mulailah saya membuka channel-channel musik youtube. Saya tertarik sebuah lagu ceria yang sepertinya cocok untuk remaja seusia anak-anak SMP. Lagunya berjudul “Do Be Do” dari Gita Gutawa. 

    Dari temuan tersebut, saya pun membuat kanvas media pembelajaran yang berisi jenjang murid, target, tema, gubahan lagu dan cara menyanyikannya. Dengan bantuan gitar, saya mulai mengganti lirik lagu dengan materi Tumbuhan Berbiji Tertutup (kelas VII semester 1). Dan pembuatan purwarupa pun dimulai. Setelah merasa pas, saya lalu menyanyikan dan merekamnya dengan kamera android.

Agar lebih yakin, saya  menguji cobakan video pembelajaran tersebut ke beberapa murid dan rekan guru. Masukan yang saya dapatkan dari murid-murid adalah, hendaknya ada gambar-gambar yang menyertai lirik materi. Masukan dari rekan sejawat adalah, hendaknya ada teks yang sesuai dengan liriknya.

Dari mentor di Kelas Guru Cikal, saya mendapat masukan agar video dibuat lebih kontekstual (dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari). Akan lebih sempurna lagi jika video diakhiri dengan sebuah tantangan.

    Perbaikan-perbaikan mulai saya lakukan. Video saya edit menggunakan aplikasi Power Director. Saya menambahkan gambar-gambar yang relevan dengan materi dan juga memasukkan teks berupa lirik materi yang sedang saya nyanyikan. 

Di awal video, saya tambahkan pertanyaan, “Pernahkan kalian mengamati tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah?” Dengan pertanyaan itu, murid akan mulai bertanya kepada diri sendiri: Mengapa saya harus mengamati tumbuhan di sekitar saya? Hal itu memantik suatu jawaban bahwa kita harus mengamati tumbuh-tumbuhan di sekitar kita agar dapat mengetahui manfaatnya. 

Di akhir video, saya tambahkan tantangan berupa tugas, agar murid-murid mengamati tumbuh-tumbuhan di sekitar rumahnya. Mencatat ciri-cirinya, lalu memasukkannya ke dalam golongan tumbuhan monokotil atau dikotil.

    Akhirnua, video saya unggah di channel youtube. Link video saya bagi ke grup WA kelas, beberapa hari sebelum pembelajaran sinkron. Tujuannya agar video bisa dilihat secara berulang-ulang.

    Boleh percaya atau tidak, pada saat PTMT, murid-murid sangat antusias dalam menyampaikan hasil pengamatan tumbuhan di sekitar rumah. Diskusi kelas berjalan dengan seru. Meskipun tetap harus bermasker dan menjaga jarak, kami bisa menikmati setiap detik pembelajaran di kelas pada hari itu. 

Saat saya menanyakan pendapat mereka tentang media video tersebut, mereka menjawab serempak bahwa mereka sangat menyukainya. Beberapa menit sebelum bel berbunyi, mereka meminta untuk menyanyikan lagu dalam video, bersama-sama. Dengan gitar, saya mengiringi murid-murid bernyanyi. Rasanya ingin menangis saat menyaksikan binar bahagia di mata mereka. Inilah sejatinya kebahagiaan seorang guru.

    Dari praktik baik di hari itu, saya bisa menyimpulkan bahwa untuk membuat kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, ternyata tidaklah sulit. Yang perlu kita lakukan hanyalah memberi empati kepada murid. Dan untuk membuat  media pembelajaran, kita tidak harus menunggu sampai mahir dulu, agar media bisa sempurna. Jadi, mari kita ubah strategi pembelajaran kita dengan lebih memahami murid-murid kita. Murid-murid itu tidak menginginkan media luar biasa, sebab yang mereka inginkan adalah perhatian dari guru-gurunya yang luar biasa. Salam merdeka belajar. 



Simak video pembelajaran berikut ini