AhaSlide Interaktif
21 Nov 2021 | by Wahyu Nurul Hidayati, S.Pd.
Kalimat ini menjadi salah satu pemantik semangat belajar-mengajar saya. Namun, tanpa disadari saya kadang justru merasa menjadi superior dan otoriter terhadap siswa saya. Harapan untuk ‘dekat’ bersama mereka terasa berjarak dan terbatas.
Ekspektasi yang tinggi terhadap proses pembelajaran di kelas, seringkali menjadikan saya 'rakus' ingin mengaplikasikan berbagai metode dan model pembelajaran kepada mereka. Apalagi pada masa pandemi saat ini, membuat kita sebagai guru harus membuat berbagai alternatif media sebagai penunjang pembelajaran.
Sebetulnya, bukan suatu kesalahan mencoba berbagai model dan metode belajar. Hanya saja, satu hal yang terlupakan adalah melakukan asesmen diagnosis. Satu sisi, saya berharap siswa mengenal atau bahkan mampu mengaplikasikan berbagai model dan metode belajar baru terutama yang berbasis teknologi dan informasi. Namun, di sisi lain ternyata belum semua siap menerimanya.
"Bu kita belajar pake ppt aja yaa.." jawab siswa saya serempak.
Jujur, rasanya sedikit kecewa mendengar jawaban siswa kala itu. Namun, saya coba berbesar hati. Menerima kenyataan bahwa ada ketidaknyamanan ketika mereka saya kenalkan dengan berbagai model dan metode pembelajaran. Akhirnya, saya coba melakukan evaluasi dan refleksi bagi diri saya pribadi, dan kelas saya. Saya juga menemukan ‘ramuan ajaib’ bernama peta empati yang kemudian saya implementasikan kepada siswa saya.
Saya memiliki keinginan agar siswa saya dapat termotivasi dan terlibat dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran interaktif. Namun ternyata, siswa saya lebih suka belajar dengan media pembelajaran yang sudah familier. Saya mulai mencari cara, salah satunya dengan tetap mengakomodir keinginan siswa dan mengkombinasikannya dengan teknologi yang membuat pembelajaran lebih interaktif melalui media interaktif ahaslide.com. Pada bagian-bagiannya, saya kombinasikan brainstorming dan materi sebagai bahan literasi dan diskusi secara daring.
Pada tahap awal, pembelajaran tetap dilakukan melalui LMS yang digunakan sekolah khususnya dalam pengisian Daftar Hadir. Selanjutnya akan dibagikan tautan atau barcode untuk dapat login atau join. Stimulus saya berikan berupa Word Cloud yang fungsinya mirip seperti Mentimeter. Pada Word Cloud siswa cukup menuliskan satu kata yang mereka ketahui tentang revolusi.
Berikutnya dilanjutkan dengan Open Ended Question untuk memotivasi siswa dalam belajar. Setelah itu dilanjutkan dengan mini game berupa Spinner. Siswa akan memutar Spinner seperti halnya quiz berhadiah. Hal ini bertujuan agar siswa rilex dan tidak tegang selama pembelajaran berlangsung. Setelah terkondisi dengan baik, siswa melakukan literasi baca dan tulis sekaligus literasi media selama 15 menit. Diskusi dilakukan dengan model tanya jawab melalui interaksi langsung pada bagian Question and Answer.
Pada tahap akhir, saya meminta siswa untuk melakukan refleksi melalui Scale yang berfungsi seperti diagram untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan ketercapaian tujuan pembelajaran.
Media interaktif ahaslide.com ini sebenarnya juga merupakan hal baru bagi saya pribadi. Saya coba pelajari dan kembangkan serta sesuaikan dengan kebutuhan siswa saya. Pada saat uji coba, sudah barang tentu ada beberapa kendala, seperti kesulitan login dan juga tidak sepenuhnya siswa yang online bersamaan.
Saya tetap mendampingi mereka, berinteraksi melalui whatsapp grup. Beberapa siswa merespon dengan baik dan tertarik dengan media pembelajaran tersebut. Beberapa lainnya masih berusaha beradaptasi.
Saya pikir melalui media interaktif seperti ini, baik guru maupun siswa akan saling belajar hal-hal baru juga saling berempati. Menurut saya, ahaslide.com mampu memberikan warna baru dalam pembelajaran daring interaktif. Fitur-fitur pada ahaslide.com dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan pembelajaran di kelas masing-masing. Akan tetapi, saya pribadi menyadari betul masih begitu banyak yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih baik lagi. Signal dan kuota siswa tentu juga menjadi problem tersendiri meskipun sudah disiapkan juga bantuan dari pemerintah dan dari sekolah. Apapun itu, tujuan utama saya adalah memotivasi siswa dalam belajar, interaksi mereka di kelas maya, serta kolaborasi mereka dalam belajar. Lebih dari itu, saya ingin agar mereka terbuka dan adaptif dengan hal-hal baru serta bisa menebarkan kebaikan kepada semesta.