Pembelajaran Asyik dengan Boardgame TANGGUH
20 Nov 2021 | by Nurhidayah, S.Pd.M.M.
Saya seorang guru yang mengajar di kelas 1 SDN 1 Barabai Timur Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu
Sungai Tengah provinsi Kalimantan Selatan. Pada awal tahun ajaran baru 2021/2022 saya kembali
berinteraksi dengan murid yang beragam kemampuannya. Ada murid yang sudah bisa membaca dengan
lancar, ada yang bisa membaca dengan mengeja, ada juga yang belum bisa membaca tapi sudah kenal
huruf, bahkan ada yang belum mengenal huruf secara keseluruhan. Pada pembelajaran Tema 1 Diriku
Sub Tema 2 Tubuhku dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu murid mampu mengenal
huruf vokal dan konsonan dan mengenal kosakata anggota tubuh dan bisa membacanya dengan tepat.
Saya ingin semua murid kelas 1 bisa mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Bagi anak yang mulai bisa membaca, mereka lebih fokus pada pengenalan huruf vokal dan huruf
konsonan, sedangkan bagi yang belum bisa maka selain mengenal huruf vokal dan konsonan juga bisa
membaca kosakata nama anggota tubuh dengan cara menyusun huruf-huruf pembentuk kata tersebut.
Pada saat proses pembelajaran dengan materi mengenal kosakata anggota tubuh, sebagian besar murid
kesulitan menunjukkan kata anggota tubuh sesuai gambar anggota tubuh karena mereka belum bisa
membaca.
Untuk mencapai tujuan pengajaran tersebut, ada beberapa tantangan yang saya hadapi selama
proses pembelajaran diantaranya adalah:
- Siswa belum mengenali huruf-huruf secara keseluruhan;
- Siswa belum mengenal huruf vokal dan konsonan;
- Siswa kesulitan membaca kosakata anggota tubuh sesuai materi pada Tema 1 sub tema 2
yang dipelajari;
- Murid kurang tertarik belajar membaca dengan cara biasa-biasa saja, seperti mengeja huruf-
huruf menjadi suku kata dan kata, atau sebaliknya dari kata, suku kata , dan huruf-huruf.
- Gaya belajar murid yang berbeda-beda, ada murid yang memiliki gaya belajar visual,
auditory, kinestetik dan campuran.
Saya jadi berpikir keras , bagaimana caranya agar tujuan pengajaran tersebut bisa tercapai? Saya perlu
strategi yang menarik agar tujuan pembelajaran itu bisa tercapai dengan bermacam tantangan tersebut.
Saya coba mengingat aktivitas yang sering dilakukan murid di kelas pada waktu istirahat. Ternyata
semua murid sangat suka bermain. Nah, dari sinilah saya dapat ide untuk membuat sebuah permainan
yang seru dimainkan murid sambil belajar. Permainan tersebut berupa permainan ular tangga yang
sudah dikenal baik oleh murid kelas 1.
Saya coba menyiapkan segala sesuatu untuk mewujudkan ide tersebut. Pertama saya membuat desain
papan permainan kemudian mencetak gambar-gambar anggota tubuh yang diperlukan, angka 1-100,
karton, lem dan gunting. Setelah itu menyiapkan kartu kata anggota tubuh dua sisi (sisi atas kata, sisi
bawah suku kata), gambar ular dan tangga, tulisan start dan finish, huruf-huruf vokal dan huruf-huruf
konsonan, dadu, dan biji permainan. Begitu semua bahan dan alat siap, saya langsung membuat media
board game yang saya beri nama BOARD GAME TANGGUH ( Kosa Kata Anggota Tubuh).
Adapun langkah-langkah permainan BOARD GAME TANGGUH ini sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah pemain (2,3 atau 4 orang), dan 1 orang sebagai pengamat.
2. Setiap pemain memegang 1 biji permainan untuk menjalankan permainan.
3. Menentukan urutan pemain dengan cara yang disepakati ( Hom Pilahum Pimpah, Gunting
Batu Kertas, dll.).
4. Pemain pertama jalan dengan cara melambungkan dadu dan menghitung jumlah mata dadu.
5. Jika pemain berhenti pada salah satu gambar anggota tubuh , maka ia harus menyebutkan
nama anggota tubuh tersebut dan mencari kata yang sesuai, juga mengambil serta menyusun
huruf vokal dan konsonan pembentuk kata tersebut.
6. Jika berhenti pada gambar tangga, maka ia harus naik, sebaliknya jika berhenti tepat pada
ekor ular, maka ia harus turun.
7. Pemain yang paling awal sampai di angka 100, maka ia sebagai pemenang.
Setelah selesai media BOARD GAME TANGGUH ini dibuat, tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba
bersama murid di kelas. Ternyata respon murid luar biasa, mereka senang sekali. Mereka ingin
mengulangi permainan tersebut beberapa kali. Karena saya baru membuat 1 set board game, dan itu
membuat murid yang lain menunggu untuk bisa ikut bermain.
Saya senang sekali melihat respon positif mereka, dan saya berencana akan membuat lagi 2 set board
game serupa supaya mereka bisa bermain dalam waktu yang sama, karena PTM terbatas sekarang ini
hanya 50% murid yang hadir setiap harinya, sehingga di kelas saya ada 12 murid yang hadir setiap hari
dan memerlukan 3 set board game.
Tampilan Board Game pun akan saya perbaiki dan ada sedikit perubahan di bagian angka , yaitu dari
angka 1-50 saja supaya waktu untuk bermain 1 putaran bisa lebih cepat. Tampilan angka 1-50 dan
gambar anggota tubuh dibuat lebih besar, supaya lebih jelas dan lebih menarik. Dengan board game
TANGGUH ini diharapkan murid bisa senang belajar membaca tanpa merasa bahwa mereka sedang
belajar.
Selanjutnya saya lakukan uji coba yang kedua dengan BOARD GAME TANGGUH yang sudah diperbaiki.
Tampilan board game yang berwarna warni ini menarik perhatian murid, apalagi bagi murid yang
memiliki gaya belajar visual, percakapan yang terjadi selama permainan juga disukai oleh murid yang
memiliki gaya belajar auditori, dan bagi yang memiliki gaya belajar kinestetik tentu sangat
menyenangkan karena mereka bisa belajar sambil bergerak dalam melakukan permainan, seperti
mengambil dadu, mengguncang dadu, melempar dadu, menghitung mata dadu , menjalankan biji
permainan, dan memilih kosakata sesuai gambar. Mereka bisa bermain dengan suasana yang
menyenangkan. Kondisi ini sangat mendukung keberhasilan pembelajaran. Jadi dengan melakukan
permainan ini semua murid bisa belajar dengan gaya belajar mereka masing-masing;
Setelah melakukan uji coba kedua, ternyata murid sangat antusias dan senang, siswa bisa mengenali
huruf vokal dan konsonan saat dia sendiri yang menyusun huruf-huruf menjadi kata sesuai gambar, atau
saat memperhatikan temannya mengambil huruf-huruf disusun menjadi kata, ini terjadi berulang-ulang
sehingga murid lebih mudah mengingatnya. Murid yang sudah mulai bisa membaca bisa langsung
memilih kosakata anggota tubuh yang disediakan disertai suku katanya, dan durasi permainan lebih
cepat karena angka yang dijalani hanya dari 1-50.
Dengan melakukan permainan ular tangga menggunakan media boardgame TANGGUH ini ternyata
siswa mampu mengenali huruf vokal dan konsonan, mengenal kosakata anggota tubuh dan
membacanya dengan tepat.
Setelah permainan berakhir, murid bisa mengulangi permainan ini di saat istirahat, setelah tugas
belajarnya selesai atau saat menunggu orang tuanya menjemput. Pengulangan itu sangat penting agar
ingatan murid semakin cepat, semakin kuat dan tahan lama. Sehingga setiap waktu luangnya terisi
dengan kegiatan yang bermanfaat dan menyenangkan.
Pembelajaran jadi asyik dan menyenangkan dengan menggunakan media Board game TANGGUH. Saya
akan kembangkan permainan ini dengan selingan lagu “Dua Mata Saya”, dan “ Kepala Pundak”, dan
menyebutkan fungsi anggota tubuh, menunjukkan bagian anggota tubuhnya, dan menyampaikan rasa
syukur atas karunia Tuhan berupa anggota tubuh yang sempurna dan berfungsi dengan baik.
Saya berharap di waktu yang akan datang bisa menciptakan media-media pembelajaran yang kreatif
yang membuat murid merasa asyik dan senang saat belajar. Sehingga mereka lupa kalau sebenarnya
mereka belajar saat bermain bersama teman. Karena bermain adalah bagian terbesar dari aktivitas anak
usia kelas 1 SD, maka seorang guru harus kreatif memanfaatkan tahap perkembangan di usia ini dengan
menciptakan berbagai permainan yang disukainya. Saat mereka merasa suka, maka mereka akan
senang melakukannya. Sesuatu yang disukai pastinya menyenangkan untuk dilakukan dan hasilnya pun
lebih optimal.
Simak Video Pembelajaran BOardgame Ibu Nurhidayah