Generasi GamYoTok
20 Nov 2021 | by Siti Syamsiah
GENERASI GAMYOUTOK
Bahaya! Para murid sebagian terlanjur menjadi Generasi Gamyoutok. Banyak dari mereka asik dengan gadgetnya dan asik dengan berbagai aplikasi pengisi kegiatan mereka sehari-hari selama pandemi.
Ya, itulah kenyataannya!. Tentu sebagai guru saya sangat cemas dengan kondisi belajar daring murid-murid yang semakin hari semakin kendor, sehingga sebagai guru saya memiliki keinginan agar murid-murid saya tetap semangat mempelajari materi dalam pembelajaran daring.
Generasi gamyoutok, ternyata lebih suka menghabiskan waktu dengan telepon genggamnya, membuka aplikasi youtube untuk menonton keseharian para youtuber kesayangan mereka, mengikuti musik dan koreografi terbaru di TikTok untuk mendapatkan like atau tidak pernah absen untuk MaBar (Main Bareng) game online favorit mereka. Sehingga menunda membaca dan mempelajari materi bahkan menunda mengerjakan tugas saat belajar daring.
Pengaruh normal baru terhadap pembelajaran inilah yang sangat menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan dan tidak mungkin saya berdiam diri, sebagai guru saya perlu strategi untuk menciptakan pembelajaran yang tak kalah menyenangkan dengan segala aktifitas baru mereka.
Bermodalkan program-program pembelajaran yang diberikan selama mengikuti pelatihan di Wardah Inspiring Teacher saya coba menjawab tantangan kondisi ini, dengan membuat alat bantu pembelajaran sebagai media ajar dalam menumbuhkan semangat pada proses pembelajaran yang menyenangkan.
Saya mengawali proses pencarian cara dengan membuat peta empati, memikirkan, merasakan yang ada dalam pikiran murid, melihat, mengintip kondisi keseharian belajar mereka, mendengarkan apa yang sering mereka dengar saat belajar, berbincang bersama mereka dan mencoba melakukan dari apa yang mereka sampaikan dan juga lakukan, mengetahui keresahan dan harapan yang dinginkan dan khawatirkan dalam proses belajar bersama saya. Dan juga menggali trend yang diminati murid-murid saat ini, untuk dapat masuk sedikitnya ke dunia mereka.
Dari hasil penyusunan peta empati saya menemukan kebutuhan murid, ternyata murid butuh penyampaian materi yang menarik, interaktif dan menyenangkan. Saya pun membuat media pembelajaran dalam bentuk konten dengan memanfaatkan kesenangan mereka, yaitu membuat materi pelajaran dengan aplikasi canva yang kaya akan design dan tamplete, kemudian dikemas dalam bentuk youtube agar mudah mereka mengakses materi semudah mengakses kegiatan para youtuber favorit mereka. Pada kegiatan penilaian saya juga menggunakan wordwall ataupun quizziz agar lebih interaktif seperti serunya bermain game.
Untuk memudahkan mereka dapat mengomunikasikan hasil belajar, saya juga mencoba mengenalkan aplikasi editing dengan aplikasi kinemaster atau tiktok untuk menumbuhkan nilai percaya diri. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pesan masuk terkait tugas yang harus dikerjakan, hingga unggahan status di akun sosial mereka tentang serunya kegiatan proses mengerjakan tugas proyek Prakarya.
Tidak disangka murid kembali bersemangat dengan cara belajar yang baru dan menyenangkan. Mereka belajar mempelajari materi dengan cara menonton konten youtube, menguji pengetahuan seperti serunya bermainan game, dan asiknya menyampaikan tugas dengan aplikasi video editing sederhana dan mudah digunakan semudah membuat konten tiktok. Saya pun menjadi lebih bersemangat mempelajari banyak hal baik yang bisa dilakukan bersama murid selanjutnya. Dan selamat datang “Generasi Gamyoutok”.
Banyak hal yang saya dapatkan dari program Wardah Inspiring Teacher, strategi belajar, memahami arti merdeka belajar, berani menciptakan media belajar tanpa terjangkit virus impurna, hingga mulai mencoba menulis praktik baik.
Belajarlah terus, teruslah belajar, belajarlah untuk dapat terus berbagi manfaat dan menginspirasi untuk negeri.