Belajar Farmasi dengan Daring

19 Nov 2021 | by Fenny Yuliawati

Saya mengajar mata pelajaran Dasar-dasar Kefarmasian (DDK) kelas X SMK di Kabupaten Bandung. DDK merupakan salah satu mata pelajaran produktif program keahlian farmasi. Tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu siswa mampu memahami ilmu dasar kefarmasian seperti mengetahui jenis sediaan obat, mampu membaca dan memahami resep dokter, membuat sediaan obat, serta mengetahui obat berdasarkan penggolongan penyakit.

Di masa pandemi ini, pembelajaran dilakukan dengan PJJ dan Tatap Muka terbatas. Jam pelajaran pun mengalami pengurangan. Tentunya ini berdampak ke materi yang disampaikan ke murid. Apalagi dengan adanya pembagian kelompok belajar asrama dan non-asrama, ini sangat berpengaruh terhadap cara penyampaian materi, dimana baik murid yang berasrama dan non-asrama harus mendapatkan pemahaman yang sama.

Saya terus berupaya melakukan penyesuaian guna terwujudnya pembelajaran yang kondusif. Namun, karena DDK merupakan pelajaran baru yang mereka temui di sekolah, sehingga diperlukan upaya yang lebih ekstra dari murid untuk memahami setiap materi yang disampaikan. Selain itu, adanya kegiatan praktikum yang merupakan bagian dari rangkaian mata pelajaran ini merupakan tantangan tersendiri untuk saya dan murid-murid di pembelajaran pada masa pandemi ini. Karena pada kelompok asrama, praktikum dilaksanakan setiap satu minggu sekali. Sedangkan, untuk kelompok non-asrama, praktikum hanya dilakukan seminggu dalam satu bulan.

Upaya penyesuaian untuk menyamakan pemahaman materi oleh kelompok asrama dan non-asrama itu bukanlah hal yang mudah. Kondisi murid asrama yang sudah terbiasa dengan belajar daring, membutuhkan pendampingan agar murid dapat lebih aktif dan disiplin dalam mengikuti pembelajaran tatap muka. Selain itu, murid yang sudah terbiasa belajar menggunakan gadget, membutuhkan pembiasaan agar tidak tergantung dengan gadgetnya. Lain hal dengan kelompok asrama, untuk kelompok non-asrama karena sebagian besar pembelajaran masih dilaksanakan secara daring sehingga mulai timbul kejenuhan yang ditandai dengan kurangnya antusias mereka dalam belajar, baik ketika di grup whatsApp maupun ketika bertatap muka di google meeting.

Berdasarkan hal tersebut, kemudian saya menyusun strategi bagaimana agar murid-murid dapat melaksanakan pembelajaran dengan asyik, menarik, dan tidak membosankan. Selain itu juga bagaimana menyamakan materi yang disampaikan ke murid kelompok asrama dan non-asrama, serta mampu memanfaatkan gadget dengan bijak sebagai sarana belajar untuk mengasah kompetensi, bakat dan minat mereka.

Saya menyusun ide untuk membuat media pembelajaran berbasis aplikasi. Saya memutuskan untuk membuat media aplikasi berupa Wakelet, yaitu platform yang dapat menyimpan tautan penting yang terorganisir. Dengan wakelet, murid dapat belajar dengan cara melihat sumber-sumber belajar yang sudah disiapkan oleh guru, berupa tayangan video pembelajaran yang linknya tersambung ke youtube. Untuk siswa non-asrama pun, video praktikum juga dapat disimak melalui media ini. Proses pembelajaran menggunakan media wakelet diawali dengan mengarahkan siswa untuk menyimak tayangan video pembelajaran yang sudah tersedia di media Wakelet dengan cara memberikan link wakelet di grup Whatsapp.

Pembelajaran dapat dilakukan secara sinkronous dan asinkronous. Untuk video pembelajaran dapat diakses di luar jam pelajaran. Namun, pada saat pelajaran berlangsung, saya hanya menjelaskan hal-hal yang kurang mereka pahami dari materi yang sudah diberikan melalui media tersebut. Setelah siswa dirasa cukup memahami dengan materi yang disampaikan, dilakukan asessment melalui berbagai aplikasi game yang linknya sudah termuat di media wakelet dalam bentuk game dari quizziz, wordwall, atau educandy.

Murid-murid sangat antusias menyimak materi dengan seksama. Hal ini, dapat dilihat dari keaktifan melalui diskusi yang dilaksanakan melalui google meeting. Dan keikutsertaan siswa dalam mengerjakan assessment yang berupa gamifikasi. Semoga kedepannya media ini dapat terus digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang lebih aktif dan menarik.