WebQuest for Retelling Fun Experiences

20 Nov 2021 | by Diah Fakhmawati


Sasaran yang ingin dicapai dalam pembuatan media panduan WebQuest for Retelling Fun Experiences ini adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan para siswa dalam mengembangkan ide-ide yang muncul menjadi kalimat-kalimat yang diutarakan dalam cerita yang mereka buat yang bermakna dan kohesif. Media panduan ini merupakan scaffolding pengembangan ide tulisan dan penyusunan teks Recount.

Permasalahan yang ada adalah, ketika berlatih menulis mereka cenderung menuliskan kalimat berdasar ide yang muncul dan menyusunnya dalam kalimat apa adanya, tidak  dalam komposisi yang runut. Selain itu mereka juga sering salah dalam menggunakan tata Bahasa yang tepat sehingga susah dipahami ceritanya. Ketika diminta bercerita mereka cenderung langsung menceritakan apa yang muncul tanpa menyusunnya dengan baik. Hal ini karena mereka belum terbiasa bercerita sesuai kaidah menurut jenis teks yang mereka ketahui. 

Tujuan pengajaran menulis dengan scaffolding lewat Webquest ini adalah agar bisa menginspirasi, ditiru atau dimodifikasi oleh pengajar Bahasa yang lain yang mempunyai permasalahan yang sama, yakni siswa kurang mampu dalam menyusun kalimat secara runut berdasar ide yang mereka punya. Permasalahan tersebut banyak dialami atau dihadapi oleh guru pengajar Bahasa yang lain.

 Tantangan yang dihadapi adalah kegiatan menulis kadang monoton dan tidak disukai siswa. Selain itu kadang meeka juga tidak sabar dalam berlatih menulis, maunya sekali menulis langsung bisa bagus. Padahal menulis itu perlu beberapa tahap termasuk mempelajari struktur dan bentuk kalimat serta revisi. Oleh karenanya panduan ini dibuat supaya bisa digunakan para siswa untuk berlatih menulis sehingga mereka terbiasa dengan tahapan menulis dan akan terlatih menulis dengan cara yang sama di luar kelas. 

Strategi yang dipakai adalah dengan menggunakan WebQuest. WebQuest adalah strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh Bernie Dodge dari Universitas San Diego  di tahun 1995. Strategi yang berpusat pada siswa dan berorientasi pada kegiatan yang bersifat inkuiri. Siswa menggunakan informasi atau sumber belajar yang disediakan dalam menyelesaikan proyek dalam bentuk atau platform lisan, tulis, atau bergambar. Komponen WebQuest adalah: Introduction, mengenalkan kegiatan dan penugasan, Task, mendeskripsikan apa-apa yang harus dilakukan siswa, Process, Langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas, Resources, semua sumber belajar yang bisa digunakan siswa, termasuk latihan, Guidance, rubrik penilaian, Conclusion, kesimpulan dan refleksi dari kegiatan-kegiatan yang telah dilalui sebelumnya. (http://webquest.sdsu.edu/about_webquests.html.). Dalam WebQuest ini ada beberapa unsur belajar yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar, berlatih menulis, mempelajari teks dan kebahasaannya serta mampu menilai hasil tulisan sendiri.


Tahapan belajarnya dimulai dari memahami tujuan menulis dalam kerangka kehidupan nyata. Sehingga siswa bisa mengaitkan kegiatan belajar menulis itu dia butuhkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tahap kedua, siswa mempelajari apa saja yang harus dia lakukan dalam rangkaian kegiatan di WebQuest tersebut. Tahap ketiga, siswa mulai melakukan kegiatan belajarnya antara lain: mempelajari jenis teks yang harus ditulis, struktur teks nya dan unsur kebahasaan yang harus dipakai. Siswa mempelajari informasi tersebut lewat video dan slide presentasi. Kemudian siswa berlatih membuat kalimat yang sesuai dengan bentuk kalimat yang dibutuhkan dalam jenis teks tersebut dan juga berlatih menyusun kalimat berdasar ide cerita. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk siswa bisa menyusun kalimat berdasar ide-ide yang ada dalam rangkaian cerita yang bermakna. Siswa juga diberi kesempatan untuk membuat draf dengan berlatih mengembangkan ide dengan cara menjawab pertanyaan stimulan yang diberikan supaya mereka terbiasa mengumpulkan ide kemudian menyusunnya satu persatu dan mengembangkannya satu persatu sesuai urutan kejadian dari cerita yang akan dia buat. Tahap keempat, siswa menyempurnakan draf tulisan dari kegiatan sebelumnya supaya tulisan menjadi kohesif. Tahap kelima, siswa menilai hasil karyanya untuk bisa menentukan apakah sudah layak dibaca orang lain atau masih perlu perbaikan berdasar rubrik penilaian yang disediakan. Penilaian ini juga digunakan sebagai panduan guru menilai karya mereka. Kemudian siswa menyempurnakannya sesuai bentuk penceritaan yang dia inginkan dan mempublikasikannya supaya bisa dibaca oleh orang lain. Tahap terakhir siswa menarik kesimpulan dan refleksi atas kegiatan belajar keseluruhan. 

Perubahan yang terjadi adalah siswa senang karena kegiatan belajar yang lain daripada biasanya. Tidak ada banyak ceramah melainkan siswa bekerja sendiri sesuai dengan langkah yang dia mampu, juga banyak sumber belajar yang dia pakai serta ada kesempatan untuk berkreasi sesuai minat mereka. Sumber belajar yang didapat juga beragam serta bisa dipakai untuk kegiatan menulis jenis teks yang lain. Guru juga sangat senang dengan aktifnya siswa dalam belajar. Mereka tidak tergantung dengan perintah guru tapi bisa bekerja mandiri sesuai kebutuhan mereka. Pelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan strategi ini adalah bisa mendapatkan pengalaman baru melihat para siswa yang ternyata antusias dalam belajar mandiri dan mereka pada akhirnya bisa mengatasi masalah mereka dalam menyusun ide dalam kalimat ketika membuat cerita. Selain itu mereka juga sangat kreatif dalam membuat moda penceritaan tidak hanya secara tertulis saja.


Simak Video Pemaparan Oleh Ibu Diah Fakhmawati