Belajar Sejarah Lebih Asyik dengan Komik
01 Dec 2021 | by Rusdi Mustapa (pak RM)
Saya adalah guru sejarah di MAN 1 Surakarta. Pembelajaran sejarah menitikberatkan aspek kognitif yang terkait pengetahuan dan afektif yang berkaitan dengan sikap. Aspek kognitif tercapai jika murid rajin membaca buku. Namun kondisi yang saya alami dalam pembelajaran adalah murid kurang antusias membaca buku materi. Mereka banyak melakukan aktivitas lain di luar proses pembelajaran, mulai dari mendengarkan musik, menggambar, bahkan tidur. Kondisi ini tentu kurang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang sudah saya tetapkan.
Saya mencoba berempati mengajak mereka berkomunikasi. Murid menyampaikan buku materi yang ada terlalu tebal dan banyak materi yang harus dipelajari. Mereka mesti menguasai peristiwa, tokoh-tokoh, tempat, dan waktu kejadian. Buku materi jarang ada ilustrasi/gambar, kalau pun ada warnanya hitam putih sehingga kurang menarik. Hal-hal yang disampaikan murid menjadi trigger saya untuk menyajikan pembelajaran sejarah lebih asyik, menyenangkan dan tentu saja bisa membantu murid memahami materi yang dipelajari.
Ada kebiasaan murid saya yang menarik yaitu suka membaca komik di sela-sela waktu sekolah. Hal ini memunculkan ide untuk mengembangkan pembelajaran sejarah dengan media komik. Saya melihat murid kurang dalam literasi sejarah. Padahal pelajaran sejarah adalah pelajaran yang menitikberatkan aspek kognitif (pengetahuan) dan salah salah satu unsurnya adalah mengingat. Mengingat adalah proses melatih otak. Semakin banyak mengingat maka semakin terlatih otak. Ada berbagai strategi mengingat. Ada yang menggunakan gambar, tulisan, atau suara. Visualisasi atau membayangkan adalah cara yang baik untuk mengingat. Ketika menggambar komik tentu saja ada proses mengingat, maka proses menggambar ini adalah salah satu strategi mengingat yang melatih otak dan tentu saja menyenangkan. Murid dapat belajar banyak dalam komik yaitu belajar mambaca, memahami cerita dengan cara visualisasi dan mengenal warna. Komik pun dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena komik dapat dirancang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini komik berfungsi sebagai penyampai pesan pembelajaran dengan media visual yang dikemas semenarik mungkin agar murid lebih tertarik untuk belajar.
Untuk mewujudkan tujuan ini saya memberikan tugas membuat komik yang berisi materi sejarah. Tugas ini saya berikan secara kolaboratif dengan membentuk kelompok-kelompok dengan tema yang berbeda sesuai dengan materi sejarah kelas 11 semester ganjil, yaitu “Masa Pendudukan Jepang, Peristiwa Rengasdengklok, Proses Penyusunan Naskah Proklamasi, dan Pembacaan Naskah Proklamasi”. Saya sampaikan untuk menyusun rangkaian cerita dalam komik sejarah, mereka wajib membaca buku materi sejarah. Hal ini untuk mentrigger siswa mau membaca materi sejarah. Karena komik sejarah yang mereka buat tidak boleh keluar dari konteks materi sejarah. Pembuatan komik sejarah dilakukan secara digital menggunakan software Comic Life. Murid membagi tugas dalam kelompok. Ada yang bertugas membaca materi sejarah dan menyusun alur cerita, mencari gambar-gambar terkait tema dan menuangkan alur cerita dan gambar di sotware Comic Life. Murid berproses secara positif mengembangkan pengetahuan dan kreativitasnya.
Belajar sejarah dengan membuat komik dapat meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman materi yang berimbas pada peningkatan prestasi belajar. Penggunaan media komik dalam pembelajaran sejarah bisa menjadi alternatif dalam mapel yang lain, terutama yang membutuhkan pemahaman materi secara mendalam karena murid dihadapkan pada konteks yang nyata sehingga muncul efek yang membekas dan dapat mengingat sesuatu lebih lama..