Boardgame Monopoli Perasaan Mengajak Anak Kembali Riang

20 Nov 2021 | by Anita Rakhmi


Menyambut anak-anak kembali hadir ke sekolah adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya. Sayangnya ketika sudah berjumpa ternyata respon mereka tak seantusias yang saya bayangkan. Anak-anak nampak tegang dan takut. Komunikasi dan interaksi yang terjalin juga terkesan dingin dan kaku. Kondisi ini menyebabkan saya sebagai guru merasa khawatir dan kurang maksimal dalam menyampaikan materi. Khawatir karena tidak dapat melihat apakah anak-anak sudah paham atau belum, juga tidak dapat mengukur apakah mereka merasa nyaman belajar atau tidak. Keadaan tersebut masih ditambah lagi adanya beberapa kendala yang saya hadapi sebagai guru bimbingan konseling, diantaranya adalah belum pernah berinteraksi secara langsung dengan murid maupun orang tua, jadi belum terbangun komunikasi yang baik, meskipun sudah pernah menyapa secara virtual. Selain itu, belum terbiasanya berinteraksi dengan murid juga mempengaruhi kepercayaan dan penerimaan siswa terhadap saya maupun layanan yang saya berikan. 


Berdasarkan kondisi tersebut saya berusaha untuk memfasilitasi murid agar dapat belajar nyaman dan tidak merasa tegang. Hal pertama yang saya lakukan adalh melakukan asesmen diagnostik awal untuk menggali faktor penyebabnya dan mencari solusinya. Dengan dasar hasil asesmen saya akhirnya belajar membuat media pembelajaran untuk memfasilitasi murid. Langkah-langkah membuat media mengikuti panduan tim WIT 2021. Dari membuat kanvas, menentukan tujuan dan mewujudkan purwarupa. Selanjutnya saya melakukan uji coba, hasilnya banyak masukan dari murid dan rekan sejawat, baik tentang bentuknya maupun cara bermainnya. Saya coba diskusikan saran tersebut dengan murid dan rekan sejawat,  sehingga saya dapat memperbaiki purwarupa dari media tersebut serta menentukan aturan permainan yang lebih sesuai. Media ini disebut Papan Permainan Monopoli Perasaan sesuai masukan murid. Respon murid saat memainkan permainan ini sangat antusias dan senang. Mayoritas dari murid menulis senang. Mereka juga menyampaikan bahwa melalui permainan ini dapat membantu mereka untuk berkomunikasi dengan temannya dan mengungkapkan tentang dirinya dengan percaya diri. Melalui permainan ini pula murid dapat menjalin komunikasi yang lebih baik dan berinteraksi dengan hangat bersama teman dikelas, sehingga suasana pembelajaran di kelas lebih dinamis. Melihat respon murid yang sangat positif saya merasa sangat bahagia dan lebih bersemangat dalam memberikan layanan bimbingan konseling.


Proses mengikuti kegiatan WIT 2021 hingga menghasilkan produk papan permainan bagi saya merupakan pengalaman yang sangat berharga dan luar biasa, banyak insight positif yang saya peroleh dengan kegiatan ini. Melalui papan permainan yang saya buat saya juga mendapatkan banyak kemudahan untuk mengungkapkan kondisi siswa selama ini karena dari aktivitas di papan permainan siswa dengan rela hati bercerita tanpa merasa diinterogasi. Disamping itu siswa yang lain juga ikut terlibat secara aktif karena semua memiliki peran yang berbeda dan saling mendukung. Dengan mengikuti aktivitas di papan permainan siswa dengan leluasa berbagi kisah dan ceritanya tanpa beban dan setelah bermain merasa lega karena adanya sikap saling menghargai diantara mereka. Sehingga menambah energi positif siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran ini dapat dikembangkan untuk permasalahan yang berbeda dengan media yang berbeda pula. Dan dengan mengikuti tahapan tentang empati saya menjadi lebih mudah mengenali siswa serta lebih memahami kebutuhan mereka yang sangat relevan dengan tugas saya sebagai guru bimbingan konseling.


Simak Video Berikut