Melatih Kecakapan Abad 21 dengan Media Lapbook

19 Nov 2021 | by Amaliah Nurfajrianti

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) masih belum menemukan formula yang benar-benar tepat dan efektif. Belum lagi persoalan rasa jenuh murid yang kerap kali dihadapkan pada tugas-tugas menggunung dan cara mengajar guru yang dinilai membosankan. Menyikapi kondisi tersebut, saya senantiasa memberikan pelayanan terbaik kepada murid dalam masa ‘darurat’ ini, karena saya ingin agar murid-murid tetap bahagia dalam proses belajar baik secara daring maupun luring; dengan teknik sinkron maupun asinkron.

 Saya merasa resah saat menyaksikan murid-murid ini kehilangan semangat untuk belajar, malas membaca apalagi bila diminta menuliskan kembali resume materi pelajaran yang telah ia peroleh. Selain itu, saya menilai kemampuan berpikir abad 21 yang meliputi kemampuan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif tidak nampak pada murid-murid tersebut. Hal tersebut memacu saya untuk berupaya menghadirkan suatu media interaktif bagi murid. Saya berharap media ini dapat membantu murid memahami materi pelajaran serta memberikan pengalaman belajar yang melatih minds on & hands on murid, serta mengasah kecakapan abad 21 tersebut.

Berangkat dari keresahan dan kenyataan tersebut, maka strategi yang saya siapkan adalah dengan membuat media pembelajaran Lapbook. Lapbook adalah 'buku catatan' yang berisi rangkuman konsep penting dari suatu materi pembelajaran. Setiap lapbook berkaitan dengan suatu topik dan diisi dengan segudang proyek kecil yang mengacu pada topik itu. Lapbook dibuat dalam berbagai template berbentuk multi-lipatan, pop-up, slider, kantong, atau apa saja sesuai kreativitas murid. Semua dirakit di dalam folder yang terbuat dari kertas karton berukuran 42cmx30cm kemudian dilipat menyerupai buku. Proyek lapbook memungkinkan kreativitas dalam gaya penulisan, ilustrasi (gambar), bagan/grafik, dan ide-ide lain yang tidak terbatas. Proyek dapat dilakukan dengan menggunakan kertas multi-warna dan dihiasi dengan glitter, benang, atau barang-barang yang dapat direkatkan pada tempatnya. Semakin kreatif dan menarik maka akan semakin baik dan mudah diingat.

Proses awal pengenalan lapbook dilakukan melalui video tutorial pada saluran Youtube yang saya miliki dan secara tatap muka di kelas. Lapbook dibuat dalam kelompok (satu kelompok berisi 4 murid). Proyek ini dimulai dengan pembuatan map lapbook, kemudian pemilihan materi-materi pokok yang selanjutnya disajikan dalam berbagai template (murid boleh menulis langsung pada kertas warna atau diprint). Selanjutnya template tersebut ditempel pada map sesuai dengan kreativitas dan estetikanya masing-masing. Satu pekan kemudian lapbook tersebut sudah siap dipresentasikan dan dinilai dengan teknik peer assessment. Setiap kelompok akan menilai lapbook dari kelompok lain secara bergiliran selama lima menit (rubrik penilaian dipersiapkan terlebih dahulu).

Murid terlihat antusias karena memperoleh pengalaman baru membuat lapbook. Mereka mengkreasikan berbagai hal didalam lapbooknya (it’s beyond my expectation). Mereka pun menyatakan sangat terbantu dalam memahami materi pelajaran yang disajikan dalam bentuk lapbook ini. Bagi saya, proses pembelajaran ini memberikan banyak insight baru serta memberi motivasi dalam menciptakan kegiatan merdeka belajar bagi murid-murid saya. Nampaknya tidak berlebihan bila saya menyebut Lapbook sebagai media interaktif yang memfasilitasi kegiatan belajar bermakna yang serba ada (one stop meaningful learning), karena ternyata lapbook ini berisi paket kegiatan belajar yang menyatukan beberapa kegiatan kecil menjadi sebuah pembelajaran terintegrasi, dan tentu saja melatih kecakapan abad 21 pada murid-murid kita.


Simak Video Pemaparan Oleh Ibu Amaliah Nurfajrianti