Media Peraga MOKAMI : Mengubah ‘beberapa” menjadi ‘banyak’
19 Nov 2021 | by Lailatur Rohmah, S.Pd
Berapakah siswa yang bersemangat ketika belajar daring? Lalu berapa siswa yang menyalakan kamera ketika meet? Atau berapa siswa yang merespon guru saat pembelajaran daring? Jika pertanyaan ini diajukan kepada saya, maka jawabannya adalah ‘beberapa’. Iya hanya ‘beberapa’ siswa masih semangat, masih menyalakan kamera, dan merespon pertanyaan guru. Sehingga sayapun merasa kelas hanya berisi ‘beberapa’ siswa saja padahal ada 36 siswa.
Fakta inilah yang membuat saya termotivasi untuk meningkatkan semangat belajar siswa, dari yang ‘beberapa’ menjadi ‘banyak’. Melihat karakteristik mata pelajaran yang saya ampuh yakni kimia, maka saya berpikir untuk menggunakan media video animasi. Harapannya, siswa lebih mudah memahami materi kimia yang bersifat abstrak.
Namun sayangnya metode ini pun belum berhasil karena ketika dilakukan tanya jawab langsung mengenai materi dalam video, masih hanya ‘beberapa’ siswa saja yang menjawab dan sebagian besar hanya terdiam. Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor kejenuhan dalam pembelajaran daring membuat semangat belajar siswa sangat menurun. Hanya ‘beberapa’ siswa saja yang masih dapat mempertahankan semangat belajarnya walaupun jika dibandingkan dengan sebelum pandemi tentu saja masih lebih rendah.
Melihat fakta yang memilukan di lapangan, tentu saja membuat saya harus memutar otak dalam mencari penyemangat baru siswa. Jika di masa sebelum pandemi, teknologi menjadi daya tarik siswa maka saya berpikir mungkin saja di masa pandemi yang serba teknologi ini, media peraga konvensial (tanpa IT) menjadi jawaban atas menurunnya semangat siswa. Hal ini coba saya terapkan pada materi lain dan ternyata metode ini membuat respon siswa meningkat pada saat meet/pembelajaran daring. Jika biasanya hanya ‘beberapa’ siswa yang merespon, namun dengan cara ini ada ‘banyak’ siswa yang antusias menjawab pertanyaan guru. Berdasarkan pengalaman inilah, saya menciptakan media peraga MOKAMI yakni MOdel iKAtan kiMIa.
Media peraga MOKAMI terinspirasi dari molymod namun yang berbeda adalah pada MOKAMI yang ditonjolkan adalah jumlah elektron valensinya. Media ini pun memiliki keunggulan karena mudah dibuat sekaligus murah karena hanya menggunakan bahan yang mudah didapat yakni plastisin dan jarum pentul sehingga meskipun secara daring, siswa tetap bisa mempraktekkan media ini di rumahnya. Penggunaannya juga sangat mudah yakni hanya dengan membuat bola unsur menggunakan plastisin dan diberi jarum pentul yang melambangkan jumlah elektron valensi. Nantinya siswa bisa mencoba memprediksi ikatan kimia yang terbentuk sekaligus menentukan senyawa yang terbentuk. Pemilihan media peraga MOKAMI untuk media pembelajaran materi Ikatan Kimia kelas X SMA sangatlah tepat karena materi ini bersifat abstrak dan susah untuk divisualkan oleh siswa.
Ketika media ini diterapkan pada siswa baik PTM maupun Daring, respon siswa sangat positif. Di PTM, mereka antusias mengutak-atik media peraga tanpa takut salah, bahkan tercipta diskusi yang seru di kelas. Saat daring ‘banyak’ siswa yang menyalakan kamera untuk memamerkan media mereka. Media ini membuat mereka tak lagi takut dengan kimia dan merasa senang. Mereka lebih bersemangat untuk belajar sehingga materi yang disampaikan lebih mudah untuk dipahami. Bagi saya, meningkatnya semangat siswa membuat saya lebih bersemangat dalam mengajar sekaligus ingin menciptakan inovasi lain. Saya percaya, inovasi sekecil apapun akan berdampak besar dalam pembelajaran dan berimbas pada prestasi belajar. Dan media MOKAMI telah membuktikannya dengan mengubah pertanyaan diawal yang jawabannya hanya ‘beberapa’ menjadi ‘banyak’.