Siswa Aktif Belajar Pembagian Pecahan dengan Media Panduan Microblog

19 Nov 2021 | by Retno Putri Cahyaning Jati, S.Pd


Kring… kringg… bel berbunyi tanda kelas siap dimulai. Anak – anak segera berbaris di depan kelas, kemudian memakai handsanitizer dan memulai pelajaran dengan berdoa. Segera anak – anak menyiapkam buku yang akan dipelajari, matematika di jam pertama. Saya memulai pelajaran matematika materi Pembagian Pecahan. Beberapa menit saya menyampaikan materi siswa mulai hilang konsentrasi. Sayup sayup terdengar percakapan beberapa murid yang mulai asyik berbincang tentang dunia masing-masing. Karena hal itu cukup mengganggu akhirnya saya menegurnya. “Ayo Jojo, bagaimana membagi pecahan ini?” tanya saya. Dia terkejut, lalu tersenyum manis sembari menggelengkan kepala. Beberapa anak lain yang saya pikir memperhatikan mulai saya tanya. Dan entah kerja sama macam apa yang mereka lakukan, yang jelas semua anak tersenyum sembari menggeleng tidak tau.

Dengan minimnya alat peraga matematika di sekolah dan fasilitas penunjang literasi, wajar jika pelajaran matematika utamanya, sulit untuk dipahami siswa. Jaringan internet yang cukup sulit, wifi yang terkadang galat, serta kurangnya pengawasan menggunaakan gawai secara bijak pada anak cukup menjadi faktor yang menyulitkan saya menarik atensi murid untuk belajar. Selain faktor ekstrinsik tersebut, kurangnya ide kreatif dan inovatif pada diri saya juga berkontribusi dalam minat belajar siswa.

Saya perlu perubahan, perubahan terhadap cara saya mengajar. Saya mulai mencari inspirasi dari internet dan buku kuliah. Saya bergegas ke rak buku mengambil modul tentang mengajar matematika. Lembar demi lembar saling bergesekan menuntun saya ke sebuah halaman tentang media pelajaran matematika, inilah yang saya cari. Saya baca dan pahami, ini sepertinya agak sulit diterapkan. Youtube, saya harus mencari disana. Beberapa video muncul, saya terus gulirkan gawai hingga menemukan sebuah video seorang mahasiswa yang memberi contoh media manipulasi pembagian pecahan dengan plastik mika. Saya rasa akan sedikit merepotkan jika harus meminta murid pergi membeli plastik mika ke toko yang cukup jauh dari rumahnya. Baik kita gunakan ATM, Amati – Tiru – Modifikasi sebuah metode yang cukup populer di dunia bisnis dan saya pinjam metode ini ke dunia pendidikan. Apa yang harus saya gunakan agar materi ini tersampaikan dengan baik, namun bahannya mudah didapat? Mungkin bisa menggunakan kertas HVS.

Arunika sudah nampak, saya siap mencoba media panduan microblog yang saya buat beberapa hari lalu sudah selesai. Seusai melalui beberapa tahap perbaikan, akhirnya sudah siap saya coba. Pertama, saya membagi siswa menjadi 4 kelompok. Saya sudah membagikan microblog panduan. Saya menjelaskan kegiatan belajar hari ini dengan meminta setiap kelompok memahami panduan. Hening, tak berapa lama siswa mulai melakukan diskusi. Roda kegiatan belajar mulai berputar. Setiap kelompok mulai menggaris, mengarsir, ohh ada yang sedikit berdebat. Sekitar 30 menit siswa sudah selesai, waktunya presentasi. Saya mulai membuka sesi presentasi. Setiap kelompok maju dan menjelaskan setiap tahap yang mereka lakukan untuk menyelesaikan tugas. Setelah semua selesai saya mengakhiri sesi presentasi dengan memberikan masukan untuk setiap tugas. Selanjutnya, saya meminta kelompok untuk menuliskan kesulitan yang mereka alami.

Dan dari kegiatan ini, saya perlu memperbaiki panduan dengan menambahkan gambar agar siswa lebih mudah memahami langkah kegiatan. Di lain hal, saya melihat siswa lebih aktif berdiskusi, lebih bersemangat belajar matematika. Siswa belajar berpikir kritis, toleransi, dan berani tampil di depan umum dari kegiatan belajar ini.

Simak Video Bu Retno Putri Cahyaning Jati