ShaPa, Belajar Bahasa Inggris jadi mudah dan bermakna

12 Dec 2020 | by Refnita, S.Pd. M.Pd

Media Belajar yang saya buat untuk murid kelas X di SMAN 3 Padang. Sejak Pandemi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau belajar dari rumah. Awal: Sejak menjadi guru saya menginginkan murid saya senang belajar Bahasa Inggris dan mau mempraktekkan Bahasa Inggris mereka, baik lisan maupun tertulis. Saya juga berkeinginan mereka berani dalam menggunakan Bahasa Inggris mereka. Namun harapan saya tidak sesuai dengan kenyataan. Nyatanya banyak murid saya yang kurang tertarik dalam mempraktekkan bahasa Inggris mereka dan mereka tidak percaya diri ketika saya meminta mereka untuk mengungkapan perasaan dan pikirannya dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan kondisi ini saya tertarik untuk menggunakan strategi ShaPa (Sharing Padlet) untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan berbahasa Inggris murid saya. ShaPa merupakan akronim dari Sharing dan Padlet. Tantangan Tantangan yang saya hadapi adalah murid saya tidak termotivasi dalam menulis dan merasa tidak percaya diri dengan kemampuan mereka. Selain itu promosi jabatan saya yang semula guru menjadi pengawas sekolah juga merupakan tantangan tersendiri. Meskipun saya tidak lagi mengajar disekolah tersebut, tapi saya merasa masih memiliki “hutang” untuk membuat murid saya berminat untuk menulis. Sebagai Pembina dalam Kemitraan Sekolah, saya merasa saya dapat menggunakan kesempatan ini untuk mengajak guru melanjutkan “misi” saya tersebut sekaligus untuk membina kemitraan sekolah saya dengan Australian International Islamic College. Saya merasa ini merupakan tantangan yang menarik jika saya dapat memberikan kesempatan kepada murid di kedua negara untuk saling bercerita melalui tulisan di suatu aplikasi. Aplikasi yang memungkinkan untuk itu adalah Padlet. Aksi: Saya mulai mendiskusikan dengan guru dan murid tentang topik yang bisa diceritakan secara bersama. Ketika saya menanyakan kepada murid apa yang ingin mereka ketahui dari sekolah mitra, murid saya mengatakan bahwa mereka ingin mengetahui tentang bagaimana sekolah mitra kami merayakan hari raya Idul Adha. Mengingat sekolah mitra adalah sekolah Islam yang ada di Australia, kami akhirnya memutuskan topik pertama yaitu “Merayakan Idul Adha di Masa Pandemi”. Saya juga merasa topik ini menarik karena murid bisa saling bercerita tentang pengalaman mereka merayakan hari raya Idul Adha dimasa Pandemi Covid 19. Setelah mendiskusikan dengan guru mitra, ternyata disanggupi. Saya mengajak guru untuk mendesain Padlet dan membagi link tersebut kepada sekolah mitra. Pada topik kedua Padlet, kami kembali meminta saran murid terkait dengan topik Padlet berikutnya. Melalui diskusi lewat WA group, mereka mengusulkan topik “How to get rid of boredom in pandemic Covid 19”, Bagaimana keluar dari kebosanan pada masa Pandemi Covid 19. Pada Padlet ketiga, murid mengusulkan untuk tema menceritakan tempat wisata yang dikunjungi di waktu libur. Hal ini sejalan dengan materi pada kompetensi dasar yang dipelajari di sekolah yaitu Descriptive Text tentang tempat wisata. Agar Padlet terlihat lebih menarik, sekaligus untuk mengingatkan murid terhadap aturan dalam mengisi Padlet, saya merancang infografis. Hal ini juga berdasarkan masukan dari mentor saya pada pelatihan Wardah Inspiring Teacher (WIT). Saya juga meminta masukan dari guru di kedua sekolah tentang infografis yang saya buat. Mereka senang dan yakin, dengan menggunakan infografis akan membuat murid lebih tertarik dalam menulis sekaligus sebagai pengingat bagi mereka ketika mengisi Padlet tersebut. Untuk menumbuhkan karakter menghargai karya orang lain, saya meminta setiap murid membaca dan menanggapi minimal 2 tulisan temannya dengan komentar yang positif dan membangun. Pelajaran Pelajaran yang bisa saya petik dari kegiatan ini adalah guru harus selalu mencari ide bagaimana mengatasi masalah yang ada di kelas. Seperti kasus yang saya hadapi, di mana murid tidak mempunyai minat untuk menulis sehingga keterampilan menulis mereka rendah. Namun dengan memberikan tantangan dan media yang tepat, murid dapat termotivasi dalam menulis. Melalui kegiatan ini kemampuan literasi juga berkembang karena murid diminta untuk membaca minimal dua postingan teman mereka dan menaggapi tulisan temannya. Melalui strategi ShaPa (Sharing Padlet) dengan sekolah dari luar negeri (sekolah mitra) ini, murid bisa saling sapa dengan murid dari negara lain. Murid juga bisa belajar dari tulisan teman mereka. Selain itu mereka juga bisa mengenal budaya asing dan mendapatkan pengetahuan dari teman mereka dari sekolah mitra. Pembelajaran Bahasa Inggris menjadi mudah dan bermakna.