Menghindari Virus Impurna dengan Take Action yang dilakukan secara Continue

19 Nov 2021 | by Resti Fitriyani, S.Pd.


Matematika merupakan salah satu mapel pokok yang diajarkan di sekolah tempat saya mengajar. Mapel ini lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran. 


Zaman sekarang, masa pandemi, pendidikan memiliki tantangannya tersendiri. Pembelajaran yang mulanya berlangsung tatap muka antara guru dan murid di ruang kelas, kini berganti menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem daring (dalam jaringan). Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas, saya dan murid-murid tidak luput dari permasalahan atau pun kendala. Apalagi pada PJJ, beragam kesulitan dan kendala bermunculan.


Penyesuaian demi penyesuaian saya upayakan guna terwujudnya PJJ yang kondusif. Dari mencoba satu persatu aplikasi sebagai media belajar seperti grup whatsApp, instagram, youtube, quizizz, zoom meeting, google form, dan sebagainya. Namun, kurun waktu satu tahun, masa pandemi hingga kini bukanlah waktu yang singkat. Kejenuhan mulai dirasakan oleh murid-murid. Hal tersebut terlihat dari kurangnya antusias mereka dalam belajar, baik ketika di grup whatsApp maupun ketika bertatap muka di zoom meeting dan juga laporan dari orang tua atau wali murid. Sebagai guru, hal ini pun saya rasakan pula, terutama pada pelajaran matematika saya merasa kesulitan dalam menyampaikan materi, misalnya dalam memvisualisasikan objek geometri. 


Berdasarkan hal tersebut, kemudian saya menyusun strategi bagaimana murid-murid dapat melaksanakan PJJ dengan asyik, menarik, dan tidak membosankan. Mula-mula, saya berempati kepada murid. Dari hasil empati tersebut, saya petakan. Setelah terpetakan, saya menemukan beberapa kecenderungan yang sama di antara satu murid satu dengan lainnya. Bahwa mereka banyak menggunakan gawai untuk mendengarkan musik dan bermain game online. Kemudian dari hasil peta empati, saya menyusun ide untuk membuat media pembelajaran berbasis hal-hal yang mereka sukai. Saya memutuskan untuk menggunakan media, yaitu aplikasi pembelajaran GeoGebra. Aplikasi pembelajaran GeoGebra dapat digunakan untuk mendemonstrasikan atau memvisualisasikan konsep-konsep matematis serta alat bantu untuk mengkonstruksi konsep-konsep tersebut.


Saya mulai menyusun dan mengumpulkan materi matematika yang akan saya ajarkan yaitu tentang sifat-sifat bangun ruang. PJJ berlangsung seperti biasanya, yaitu dimulai dari grup whatsApp sebagai pengantar kemudian disambung menggunakan aplikasi gmeet untuk tatap muka secara daring. Saya membuka PJJ dengan ice breaking, kemudian dilanjutkan pada penyampaian maksud dan tujuan pembelajaran hari tersebut. Sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari, saya mengarahkan murid pada kegiatan apersepsi tentang sifat-sifat bangun ruang. Kami saling berkolaborasi berbagi ide dan pendapat tentang hal-hal yang berkaitan dengan contoh bangun ruang yang sering mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Setelah para murid memahami konsep dasar dari sifat bangun datar, lalu saya membagikan link dari aplikasi pembelajaran GeoGebra. Google meeting ramai oleh riuh chat pertanyaan dan juga respon dari murid-murid. Mereka bertanya-tanya link apakah itu, dan apa yang harus dilakukan. Dengan berbagai pertanyaan yang disampaikan murid-murid, saya mencoba untuk memandirikan murid-murid dengan mencobanya langsung. Saya berikan beberapa intruksi untuk mengakses aplikasi tersebut. Dan ternyata para murid sangat antusias, karena dengan menggunakan aplikasi GeoGebra tersedia representasi objek matematika dalam geometri dan lembar kerja. GeoGebra juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan memvisualisasikan konsep matematika yang abstrak menjadi bentuk nyata dan mudah dipahami oleh siswa, misalnya visualisasi bangun ruang. Selain itu, GeoGebra dapat dipadukan dengan kelas-kelas online, seperti Google Classroom atau Microsoft Teams atau media sosial apapun. Sehingga murid pun bisa dengan sendirinya mencoba atau  mempraktekkan konsep matematika melalui GeoGebra yang langkah kerjanya telah diberikan guru.


Setelah menggunakan GeoGebra dalam memahami kosep matematika yaitu mengenai bangun ruang.  Saya menggunakan lembar kerja siswa dan program GeoGebra secara bersama-sama dalam menyampaikan konsep tersebut. Siswa dapat mengamati demonstrasi (presentasi) GeoGebra yang menampilkan visualisasi konsep bangun ruang, kemudian menuliskan hasil pengamatannya dalam lembar kerja yang telah disediakan. Melalui demonstrasi program GeoGebra murid dapat melihat secara langsung bagian-bagian dari bangun ruang, seperti rusuk, titik sudut, dan sisi dengan lebih mudah. Muridpun menjadi lebih mudah dalam menarik kesimpulan tentang sifat-sifat bangun ruang setelah mengamati demonstrasi dari guru dan diikuti dengan menjawab pertanyaan terkait demonstrasi pada lembar kerja siswa. 


Untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan dalam penggunaan media aplikasi Geogebra di pembelajaran online, maka saya mengajak seluruh murid untuk merefleksi hasil pembelajaran dengan menggunakan jamboard, yang di dalamnya terdiri dari 4F, yaitu Fact, Feeling, Future, and Finding. Luar biasanya, seluruh murid memberikan refleksi positif terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Hal ini sungguh di luar dugaan, mereka sangat antusias untuk dapat melakukan bentuk pembelajaran yang sama di mata pelajaran lainnya.


Berdiri pada kaki sendiri itu sangat baik, namun terkadang kita memerlukan pegangan yang kuat untuk bisa berdiri lebih kokoh. Empati dan kolabolarasi adalah kombinasi yang serasi untuk kita bisa terus survive dan mengasah potensi diri, berdiri kokoh serta memberi kemanfaatan kepada sesama. Kerap kali virus impurna menghampiri dan nyatanya yang ada tong kosong nyaring bunyinya, alias nihil. Sebenarnya kita hanya butuh take action dan memulai dari yang mudah kemudian merealisasikannya. Tidak perlu yang muluk-muluk untuk sebuah awal perubahan yang baik. Menurut hemat saya, suatu hal yang baik adalah yang selalu dilakukan dengan continue dan dibarengi dengan evaluasi. Strategi ini akan lebih baik lagi apabila proses pembuatan dan hasilnya didokumentasikan dengan baik supaya dapat berbagi praktik baik kepada lainnya lebih banyak.


Tips untuk bapak ibu guru yang akan mencoba untuk memodifikasi praktik baik yang sudah saya lakukan, silahkan bapak ibu jangan ragu untuk mencoba hal ini. Bapak ibu dapat memodifikasi praktik baik ini dengan menggunakan media aplikasi lainnya, yang paling penting adalah bukan pada penggunaan media apa yang kita pakai, namun seberapa jauh para murid mendapatkan nilai/ value dari kegiatan pembelajaran yang telah kita lakukan. Sehingga, pencapaiannya bukan hanya pada hasil belajar tapi adanya perubahan perilaku para murid menuju arah yang lebih baik. Semangat berinovasi bapak ibu semua….


Simak Video Pemaparan Ibu Resti Fitriyah, S. Pd