Model Paru-paru sebagai media belajar konkret sistem pernapasan
01 Dec 2021 | by Norsanti
Suatu hari saya bertanya, “Apa yang paling sulit dari pembelajaran IPA?”
Murid-murid saya menjawab :
“Nama-nama nya Miss.. Bahasanya kita ga kenal.”
“Abstrak Miss.. Mungkin seharusnya kita sambil lihat realnya.”
Lalu, saya berkata, “Bukankah sering Miss mengajar dengan torso atau tengkorak kak, itu kan tidak abstrak.”
Mereka menjawab :
“Iya tapi ketika masuk ke dalam soal, bingung Miss.”
“Saya bosan kalau hanya lihat video atau ppt Miss, enakan doing.”
Oke, saya tampung semua keluh kesah mereka lalu saya membuat peta empati via g-form dan meminta murid saya mengisinya dengan jujur.
Dengan mendengarkan dan mengamati peta empati, saya menjadi tahu kesulitan murid-murid saya. Ketika awal pembelajaran Sistem Pernapasan, saya menawarkan pembelajaran seperti apa yang mereka inginkan. Assessment seperti apakah impian mereka.
Untuk media mereka sepakat lebih menyukai dan lebih paham dengan media yang mereka buat sendiri, konkret, dan bisa dijadikan mainan sekaligus.
Untuk assessment mereka bosan dengan penilaian harian tertulis dan menginginkan presentasi bebas tentang pemahaman mereka sendiri terhadap media yang mereka buat dan materi yang mereka dapatkan.
Model paru-paru sebenarnya sudah lumrah atau pasaran dipakai dalam Sistem Pernapasan. Peralatan yang dibutuhkan juga mudah didapat. Tutorial tentang ini juga bertaburan di youtube. Namun, karena kita offline dan kebetulan sedang PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), maka saya mengalami banyak tantangan.
Murid kesulitan mendapatkan media karena ternyata terlalu beragam media yang
dibutuhkan contohnya : ukuran balon berbagai, ukuran plastisin beragam, jenis dan ukuran sedotan juga beragam, dan sebagainya. Selain itu, mereka hanya membeli untuk dirinya sendiri sehingga bisa jadi lebih mahal ongkosnya karena harus membeli online.
Tutorial di youtube terlalu beragam dan sulit bagi mereka menentukan mana yang termudah. Pembelajaran Jarak Jauh mengharuskan mereka membuat media tanpa didampingi guru padahal beberapa orangtua mereka sibuk, tidak paham dan ada juga yang tidak peduli.
Berdasarkan tantangan tersebut saya pun mempunyai ide untuk membuat “Model Paru-paru Kit”. Kit ini menggunakan bahan yang sudah saya uji coba terlebih dahulu. Jadi saya sudah trial error duluan.
Kit berisi :
2 sedotan yang ujungnya bisa dibengkokkan
3 balon ukuran kecil (yang dipakai hanya 2, 1 balon sebagai cadangan)
2 balon ukuran besar (yang dipakai hanya 1, 1 balon sebagai cadangan)
2 buah plastisin/lilin mainan
Kertas petunjuk/tutorial (contoh detail di atas)
Goodie bag mini
Kit ini diambil siswa seminggu sebelum percobaan dimulai dengan drive thru ke sekolah. Alhamdulillah tantangan no.1 terselesaikan. Guru, siswa dan orangtua bahagia.
Selanjutnya video tutorial saya buat sendiri. Murid akan lebih senang dan antusias ketika menonton tutorial dari guru mereka sendiri. Maka saya merekam diri saya dan menguploadnya di youtube. Setelah itu saya membagikan video tersebut melalui Google Class Room dan grup WA orang tua. Alhamdulillah tantangan ke-2 pun solved.
Untuk bisa mendampingi siswa dalam membuat model paru-paru maka kami melakukannya bersama-sama di Zoom Meeting. Agar ketika zoom semua perlengkapan sudah ready maka saya membuat poster IPA yang dishare di grup orang tua, sebagai berikut :
Alhamdulillah, 98 % siswa siap dengan medianya dan tidak mengalami kesulitan dalam praktek. 2 % nya adalah anak yang orang tuanya lupa menyiapkan media dan untuk mengantisipasi hal tersebutlah saya mengupload video tutorial di Google Classroom sehingga mereka tetap dapat membuat model paru-parunya sendiri.
Saat zoom diawali dengan menguatkan kembali materi sistem pernapasan lalu menunjukkan alat dan bahan. Setelah itu secara bertahap siswa mengikuti langkah-langkah membuat model paru-paru. Sayangnya waktu zoom hanya 1 jam sehingga tidak cukup untuk langsung presentasi. Maka persentase dijadikan tugas asinkron siswa yang diupload ke Google Classroom
Sebelum pembelajaran berakhir, guru menganalogikan sistem pernapasan melalui model paru-paru sehingga siswa lebih paham tentang proses bernapas. Guru juga meminta siswa merefleksikan kegiatan hari ini. Lebih dari 90% menjawab senang dengan pembelajaran dan menjadi lebih paham. Alhamdulillah.
Model Paru-paru dengan kit menjadi jawaban akan kesulitan siswa memahami sistem pernapasan. Tidak disangka-sangka murid sangat antusias, semangat dan senang dalam membuat serta mempresentasikan proses bernapas dengan model paru-paru buatan mereka. Kebebasan dalam presentasi di luar dugaan malah membuka mata saya betapa banyak murid-murid saya yang memiliki bakat sebagai presenter. Mereka dapat berpresentasi dengan bahasa yang baik dengan penuh percaya diri. Bagi siswa yang pemalu, dengan membuat media sendiri dan presentasi juga menumbuhkan rasa percaya diri mereka.
Penilaian Harian yang biasanya secara tertulis tidak dilakukan pada materi ini. Di luar dugaan ketika Penilaian Tengah Semester kemarin anak-anak mampu menjawab soal-soal tertulis di materi Sistem Pernapasan. Jadi dengan model paru-paru terbukti mereka lebih memahami organ dan sistem pernapasan manusia. MasyaAllah Tabarakallah.