Belajar Bilangan Bulat Lebih Menyenangkan dengan Papan Dua Ruang

01 Dec 2021 | by Dwi Wahyuning Aisyah

Mengajar dengan pola tatap muka terbatas membuat saya harus berpikir cerdas, bagaimana strateginya agar 2 jam tatap muka menjadi berkualitas.  Saya ingin, setiap pembelajaran tatap muka di kelas,  murid murid merasa senang tanpa tekanan, apapun pelajarannya, termasuk matematika. Namun, beberapa  pertemuan yang sudah berjalan membuat saya resah. Setiap jadwal matematika, banyak siswa mengeluh dan memaksa saya menggantinya dengan muatan pelajaran lain. Seakan matematika beban bagi mereka. Ini sudah terjadi saya saat memasuki bab pertama matematika kelas 6: Bilangan Bulat. Oleh karena itu saya saya ingin membuat  alat peraga matematika untuk materi bilangan bulat yang akan membantu siswa belajar dengan cara yang seru dan menyenangkan sehingga siswa lebih bersemangat. Tantangan yang saya hadapi adalah bagaimana caranya mengemas pembelajaran matematika materi bilangan bulat menjadi sesuatu yang  menarik, menyenangkan, dan seru sehingga siswa bersemangat untuk belajar matematika secara langsung tanpa ada rasa beban. 

       Saya memulainya dari merancang alat peraga yang bisa digunakan melalui strategi pembelajaran campuran. Alat peraga yang saya rancang adalah paket papan dua ruang yang terdiri atas buku cerita bergambar matematika, perangkat papan dua ruang magnetik dan manual, serta kartu soal. Pertama, saya menyusun konsep cerita berbasis matematika realistik yang kemudian saya sajikan dalam bentuk cerita bergambar. Kedua, saya membuat perangkat papan dua ruang dalam dua versi yakni magnetik dan manual. Ketiga, saya membuat kartu soal. Strategi pelaksanaannya, saya mengawali dengan membagikan buku cerita bergambar secara daring melalui grup Wa berupa file pdf dan tautan video sebagai penugasan belajar mandiri. Saat pelaksanaan tatap muka, saya bagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, pembelajaran dilaksakan secara klasikal berupa peragaan cerita menggunakan papan dua ruang dengan melibatkan semua siswa secara aktif dan interaktif. Peragaan papan dua ruang magnetik dipadukan dengan pemasangan latar cerita/ruang dan garis bilangan serta benda manipulative sesuai ilustrasi cerita. Selain itu, pada tahap lanjut, digunakan papan dua ruang magnetik dengan keeping bilangan. Sesi kedua, pembelajaran dilaksanakan secara kompetisi, berpasangan/kelompok kecil menggunakan papan dua ruang manual dan kartu soal. 

Excited sekali melihat antusiasme siswa saat dibagikan file buku cerita melalui grup WA. Pada awal pembelajaran tatap muka, saya mencoba menggali pemahaman siswa terhadap isi cerita melalui beberapa pertanyaan. Ternyata sebagian siswa bisa menjawab dengan tepat. Ketika alat peraga mulai didemonstrasikan, siswa pun tanpa canggung berinteraksi langsung dengannya. Terlebih lagi saat sesi berpasangan/berkelompok. Pembelajaran menjadi sangat seru, hingga para siswa ingin terus bermain dengan papan dua ruang. Beberapa siswa berkata "Bu, besok kayak gini lagi yaa... Seruuu...". Senang sekali melihat murid-murid lebih mudah memahami konsep bilangan bulat. Apalagi ketika mereka memperlihatkan keterampilan menghitung operasi penjumalahan dengan cepat. Pelajaran atau inspirasi yang saya dapatkan adalah saya semakin memahami bahwa kebutuhan murid tak sekadar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan, tetapi juga rasa nyaman dan senang secara psikis serta terfasilitasi untuk mengembangkan semua potensinya. Oleh karena itu sangat penting merancang alat peraga dan menyusun strateginya agar pembelajaran berlangsung efektif namun berkualitas. Penting sekali mengupayakan siswa belajar melalui satu aktivitas namun berdampak positif pada beberapa aspek hidupnya. Yang perlu dikembangkan lagi adalah  bagaimana mengelola waktu tatap muka yang terbatas untuk mencapai semua target belajar dengan sebaik-baiknya.