Merdeka Belajar; Mengaji itu Sebenarnya Menyenangkan
01 Dec 2021 | by Maula Husien M, S. Hum
Merdeka Belajar; Mengaji itu Sebenarnya Menyenangkan
Pandemi telah membuat gaya hidup kita berubah, yang awalnya bisa bertatap muka. Sekarang ingin bertemu saja, harus lewat sebuah media. Sebelumnya bisa keluar bersama dengan keluarga, sekarang hanya bisa duduk manis dirumah saja. Bukan hanya keluarga, sekolahpun juga terkena dampakanya. Semua sistem sekolah dibuat daring, kita harus merancang ulang sistem pembelajaran dari awal. Agar murid-murid bisa terus belajar meskipun di tengah keadaan yang penuh dengan keterbatasan. Meskipun ditengah ketidakpastian, kami akan terus berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa sampai ajal tiba.
Perkenalkan nama saya Maula, saya adalah guru BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) di SD Muhammadiyah 1&2 Taman, Kabupaten Sidoarjo. Mengaji adalah sebuah pelajaran ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh seluruh murid di sekolah kami. Saya ingin murid-murid bisa Joy & Fun ketika pelajaran mengaji. Sehingga murid-murid bisa senang, bersemangat dan cepat mudah paham dengan materi yang diajarkan. Umumnya, pelajaran mengaji identik dengan kegiatan membaca dan menghafal saja. Sehingga anak-anak menjadi bosan, tidak fokus dan tertekan. Saya maklumi ini, karna dalam penelitian, murid-murid hanya bisa fokus sekitar 12-18 menit. Ditambah lagi, dengan tidak adanya hal menarik yang bisa dilakukan ketika pelajaran Mengaji.
Ketika saya mengajar mengaji murid-murid di kelas, sambil mengamati mereka. Ternyata murid-murid tidak terlalu suka dengan pelajaran mengaji. Karna kegiatannya hanya membaca dan menghafalkan saja. Tidak ada kegiatan yang berbeda dan menarik perhatian mereka, sehingga mereka bosan. Ketika saya analisa, anak-anak SD (khususnya murid-murid kelas 1). Mereka masih suka bermain-main dan bergurau dengan teman-temannya, karna masih transisi dari Taman Kanak-kanak (TK).
Saya mulai berpikir dan mencari jalan keluar dari permasalahan pembelajaran yang sedang saya hadapi saat ini. Beruntungnya saya bisa tergabung dan mengikuti kegiatan Wardah Inspiring Teacher. Mendapatkan pengetahuan baru tentang membuat media pembelajaran yang bisa digunakan ketika mengajar. Akhirnya dari pelatihan itu, saya bisa membuat satu Papan Permainan untuk pelajaran mengaji. Permainan ini saya namakan “Menyelamatkan Tuan Putri”. Permainan ini hampir sama dengan Game Ular Tangga, dengan ada sedikit tambahan seperti huruf hijaiyah dan cerita yang mengiringinya. Ceritanya adalah di sebuah kerajaan yang jauh disana. Ada sebuah putri yang sakit, karna diracuni oleh penyihir jahat. Sehingga raja memerintahkan para ksatrianya untuk mengalahkan penyihir jahat tersebut dan merebut penawar/obat yang bisa menyembuhkan sang putri. Murid-murid disini diibaratkan sebagai ksatria-ksatria tersebut. Mereka harus melakukan petualangan di dalam permainan itu dan harus bisa mengalahkan penyihir beserta para pengikutnya (monster). Tak lupa dengan pelajaran mengaji, kami sisipkan di tengah-tengah permainan. Ketika ada murid yang sampai pada kotak tertentu yang ada huruf hijaiyahnya, mereka harus membacanya untuk bisa melanjutkan petualangannya. Ketika saya ujicobakan papan permainan ini di kelas 1D, murid-murid sangat senang sekali memainkannya. Saya sangat gembira sekali karna mereka sangat antusias memainkannya. “Whoooaaaa, aku pengen ikutan pak”. Teriak seorang anak yang duduk dibagian sisi kanan saya. “aku pak, aku pak pengen nyoba itu”. Sahut anak yang lainnya, “aku pak, aku pak”, riuh sekali suasananya, sesuai dugaan saya bahwa permainan ini menggugah jiwa-jiwa bermain mereka.
Alhamdulillah, pelajaran Mengaji yang dibantu dengan media pembelajaran papan permainan sukses besar, meskipun masih uji kelayakan. Saya tak menyangka murid-murid bisa exited sekali ketika memainkan ini. Saya dari sini mendapatkan sebuah pandangan, bahwa sebenarnya mengaji itu juga bisa menyenangkan. Tergantung bagaimana cara kita mengajarkannya. Sehingga kegiatannya tidak hanya membaca dan menghafalkannya saja. Kemudian kedepannya permainan ini bisa diperbanyak untuk bisa dipraktekkan di level yang berbeda. Saya akan memberikan tips buat teman-teman pengajar/ustadz-ustadzah di TPQ yang ingin menggunakan dan memodifikasi media saya. Ada 3 tahap yang harus dikerjakan. Pertama siapkan dulu materinya, kemudian yang kedua, jadikan materi tersebut menjadi poin-poin, bisa 15-30 poin, tergantung kebutuhan. Ketiga, masukkan poin-poin tersebut di setiap kotak-kotak papan permainan. Karna kotaknya berjumlah 100, teman-teman bisa memasukkanya diantara kotak 1-100. Lalu setelah itu, selebihnya sama semua. Mulai dari peraturan, alat-alat yang digunakan, cara bermain dan cerita yang mengiringi permainan tersebut. Selamat mencoba dan terus semangat dalam merdeka belajar. Mari kita terus berkarya untuk kebaikan pendidikan Indonesia kedepannya.