Pemanfaatan Aplikasi Canva, Jamboard, dan Google Form untuk Kelas Merdeka Belajar

20 Nov 2021 | by Rindu Natasha Pamungkas

Sebagai guru IPA di kelas 4, saya ingin murid-murid bersemangat dan aktif terlibat dalam proses belajar. Terutama selama masa belajar daring. Pasti senang jika mereka aktif menjawab, menanggapi, ataupun memberikan pertanyaan. Nyatanya, melibatkan murid dalam sesi belajar dan menghidupkan suasana kelas daring itu tidaklah mudah. 

Karena perbedaan minat, termasuk minat pada pelajaran tertentu, tidak semua murid aktif terlibat. Yang hanya jadi pendengar pasif juga banyak. Belum lagi, sulit untuk mengecek apakah atensi mereka masih pada proses belajar atau tidak. Seringkali, baik kamera maupun mikrofon berada dalam keadaan mati. Kadang ketika dipanggil, murid yang dimaksud tidak menjawab.

Merespon keadaan tersebut, saya coba mencari suasana belajar baru. Sebelumnya, kami ngobrol tentang kegiatan yang mereka sukai, terutama selama pandemi ini. Jawabannya bisa ditebak: main game! Ada juga yang sukanya edit foto/video, juga membuat gambar/poster pakai aplikasi. Kemudian, saya cari dan pilih beberapa aplikasi online yang sudah dikuasai, yang bisa dimanfaatkan selama aktivitas belajar, namun bisa juga dimodifikasi sebagai game. Akhirnya, saya memakai Canva, Jamboard, dan Google Form sebagai alternatif pembelajaran. Ketiganya dipilih karena mudah digunakan, gratis, dan hasil kerja murid bisa langsung dilihat secara real time.


Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan materi belajar sambil menampilkan slide presentasi yang dibuat menggunakan Canva. Waktu itu, kami membahas materi "Bagian-bagian Bunga dan Fungsinya”. Proses pembuatan slide berlangsung efektif, karena Canva sudah menyediakan beberapa pilihan template yang dengan mudah bisa kita edit sesuai kebutuhan. Jadi selama saya menjelaskan materi, murid tidak hanya sekadar mendengarkan, tapi juga bisa membaca materinya, melihat foto-foto bagian bunga, dan menyaksikan video yang saya sisipkan. Bagi murid dengan gaya belajar visual, ini tentu akan lebih menarik atensi mereka.


Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan masuk ke laman Jamboard yang sudah saya siapkan. Setiap murid punya ‘papan tulis’ masing-masing. Di sini, tugas utamanya adalah memasangkan nama bagian bunga dengan gambar yang sesuai, dengan cara memindahkan sticky notes. Lalu menuliskan fungsinya pada text box yang tersedia. Ada batas waktunya juga tentu. Konsepnya kayak main game, sehingga murid pun antusias. Apalagi, mereka bebas bereksplorasi dalam menghias dan mengedit papannya sesuka hati, jika tugas utama sudah selesai. Murid kinestetik paling semangat pas sesi ini. Tanpa disadari, dalam kegiatan tersebut proses refleksi sudah mulai terjadi. Pergerakan setiap murid juga bisa kita cek secara berkala, tanpa terpengaruh kondisi kamera dan mikrofonnya. Ada juga yang bingung karena belum terbiasa menggunakan Jamboard. Bagusnya, mereka jadi banyak bertanya. Artinya, ada atensi pada proses belajar.'


Terakhir, proses refleksi dan penguatan materi kembali dilakukan dengan pengisian Google Form. Buat saya, apa yang murid tuliskan dapat menjadi tolak ukur tingkat keterserapan materi, sekaligus feedback bagaimana sebaiknya materi belajar ini disajikan dengan lebih baik (versi murid).

Alhamdulillah proses belajar jadi lebih hidup, karena murid punya ‘peran’ dan terlibat langsung. Yang tidak terbiasa bertanya, jadi bertanya meskipun sebatas menanyakan teknis. Ada juga yang menolak mengakhiri sesi, karena masih ingin berkreasi di papan miliknya. Kedepan, sebaiknya ada sesi khusus untuk pengenalan dan latihan, supaya pada waktunya murid sudah terbiasa menggunakan aplikasi. Akan lebih baik jika murid juga dibagi menjadi kelompok kecil, sehingga suasana lebih personal dan guru cepat merespon kesulitan dan pertanyaan murid. 


Simak Video Pemaparan Ibu Rindu Natasha