Senangnya Bermain dengan Media Laga Giat

20 Nov 2021 | by Winarni, S.Pd., M.Pd.

Menjadi seorang guru adalah cita-cita saya sejak kecil. Benar saja, saat ini cita-cita saya

tersebut benar-benar tercapai. Menjadi seorang guru di era revolusi industri 4.0 menuju 5.0

memaksa saya terus belajar bagaimana menjadi guru yang mampu mengajarkan hal yang

sesuai dengan kebutuhan murid saya. Saya harus selalu memperbaiki diri dan meng-upgrade

diri agar tidak ketinggalan banyak informasi. Salah satunya adalah dengan mengikuti program

Wardah Inspiring Teacher (WIT) tahun 2021.

Seiring dengan bertambahnya pengetahuan yang saya miliki dan majunya

perkembangan zaman, tentu saya menginginkan murid saya mudah saya bentuk baik karakter

maupun pengetahuannya agar siap menyongsong zaman yang kian maju ini. Saya ingin murid

saya menguasai setiap konsep yang diajarkan di setiap jenjang dengan baik. Saya juga ingin

agar murid saya memiliki pengetahuan umum yang banyak sehingga memiliki wawasan yang

luas.

Sayangnya, salah satu efek pandemi mengakibatkan penanaman konsep pada diri

murid saya tidak utuh. Saya mengajar kelas IV Sekolah Dasar. Murid saya mengalami pandemi

selama satu tahun lebih. Oleh karena itu, ada konsep yang tidak utuh yang seharusnya dikuasai

di jenjang kelas sebelumnya dan terbawa sampai kelas IV ini. Belum lagi, budaya membaca

yang selama pandemi kian terkikis juga membuat murid saya kurang gemar membaca dan

membuat wawasan murid saya terbatas. Mereka lebih dekat dengan televisi. Padahal kita tahu

bahwa televisi saat ini lebih banyak mengandung konten nonedukatif. Hal ini semakin

berdampak buruk terhadap pembelajaran di kelas saya. Pada akhirnya semakin kelihatan

memprihatinkan setelah diselenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah.

Puncak keprihatinan saya adalah ketika masuk tema 2 mengenai hemat energi. Pada

tema tersebut salah satu materi yang diajarkan adalah bagaimana pemanfaatan energi

alternatif untuk sumber energi. Saya sangat sedih karena banyak murid saya yang awam dan

jarang mendengar istilah-istilah pada materi tersebut, misalnya biodiesel, panel surya, biogas,

bioethanol, dan sebagainya. Mereka bahkan kagum bahwa tenaga angin dapat diubah menjadi

listrik, dan sebagainya. Akan tetapi, mereka juga malas membaca maupun sekadar mencari

dari internet. Mereka sudah terlalu asyik bermain game jika memegang handphone.

Tetiba saya terpikir ide. Murid saya kelas IV tetapi masih sangat suka bermain. Akhirnya

saya mengikuti kelas boardgame dan mengembangkan media ular tangga. Ular tangga yang


saya buat sangat sederhana, hanya saya buat di Ms. Word biasa lalu saya cetak menggunakan

kertas A3 ivory, saya gandakan menjadi 4 buah. Hanya saja di dalamnya terdapat istilah-istilah

penting berkaitan dengan energi alternatif, gambar berkaitan dengan sumber energi alternatif,

dan QR code berisi link video yang jika dipindai akan muncul link video mengenai berbagai

animasi pemanfaatan energi alternatif.

Saya senang sekali, murid saya antusias menggunakan media tersebut di sela-sela

pembelajaran. Mereka juga menjadi lebih nyambung saat saya ajak bicara mengenai

pemanfaatan energi alternatif. Bahkan ada juga dari mereka yang menjadi terpikir ide baru

untuk mengembangkan energi alternatif. Mereka mulai berimajinasi bagaimana

mengembangkan energi alternatif yang ramah lingkungan. Dan yang pasti, mereka lebih

familiar dengan istilah-istilah pada materi sumber energi alternatif. Pemandangan sehari-hari

saya saat pagi hari saya datang atau di sela-sela jam istirahat, mereka memainkan ular tangga

tersebut dengan riang gembira.

simak video pembelajaran media Boardgame Ibu Winarni