Implementasi Boardgame untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Siswa pada Materi Pernafasan Manusia

20 Nov 2021 | by Pujiyati, S.Pd.I


Guru adalah profesi yang mulia, mempunyai tanggung jawab yang luar biasa untuk mengantar murid-murid menjadi manusia yang tangguh di zamannya. Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan di Indonesia, materi pembelajaran mengenai sistem organ tubuh akan mulai dipelajari dari Siswa kelas 5 SD hingga SMA atau dalam artian lain pembelajaran sistem organ tubuh akan terus diberikan pada siswa hingga lulus jenjang sekolah. (fenansy, 2017). Selain itu materi pernafasan manusia jika dipahami peserta didik dengan benar tentu akan membawa pada rasa syukur dengan menjaga alat pernafasan dengan baik. Akan tetapi materi yang sangat penting ini, ternyata banyak siswa yang belum menguasai, ditandai dengan nilai siswa yang banyak di bawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan sekolah sebesar 70.

Saya berusaha untuk mencari ide-ide. Agar materi ini sampai pada peserta didik dengan baik. Mereka bisa belajar dengan senang dan bisa tercapai tujuan pembelajaran dengan baik. Saya mulai berkomunikasi dengan anak-anak. Mulai menerapkan sepuluh menit pertama sebelum kegiatan belajar mengajar untuk bercerita. Dari kegiatan ini saya dapat menemukan kesukaan mereka, hobi mereka, tokoh yang disukai, latar belakang keluarga, kegiatan mereka jika punya waktu luang dan sebagainya. Dari kegiatan ini saya mulai dapat memetakan gaya belajar mereka. Kemudian mulai memikirkan strategi yang sesuai dengan karakter dan gaya belajar mereka.  

Melalui proses belajar di WIT, akhirnya aku memilih membuat media pembelajaran  berupa boardgame. Saya sangat tertarik dengan media ini, karena sesuai dengan masa kelas lima MI yang sedang  senang bermain game dan berkelompok. Pada materi sistem pernafasan manusia, aku mencoba membuat boardgame. Awalnya agak susah juga menentukan bentuk permainan, menentukan skor dan yang terpenting, membuat siswa tertarik untuk belajar. Boardgame kubuat setelah mencurahkan ide dan membuat kanvas purwa rupa. Boardgame tentang system pernafasan manusia diujicobakan dengan anak dan dibantu rekan guru. Dengan berbagai masukan,baik dari rekan guru maupun peserta didik boardgame diperbaiki. 

Sebelum boardgame diimplementasikan ke peserta didik, saya telah mengirimkan link video tentang pernafasan manusia di WA grup. Sehingga siswa bisa belajar tentang pernafasan manusia kapanpun (asinkron), tanpa terikat waktu dan bertemu guru. Sehingga mereka bebas mengatur waktu dan cara belajar mereka. Boardgame ini berupa ulang tangga, dengan warna hitam putih. Pada warna putih, akan ada beberapa nama alat pernafasan pada manusia. Ketika sampai pada kotak tersebut, jika siswa dapat mengetahui fungsi alat pernafasan tersebut, dengan mengambil kartu jawaban yang sesuai, pemain akan naik tangga. Sedangkan di kotak warna hitam, akan di beberapa kotak akan ketemu nama jenis penyakit dalam sistem pernafasan manusia, jika dapat menemukan jawaban yang sesuai, maka aman tidak turun tangga.  Boardgame, dimulai dengan hom pim pa, untuk menentukan kelompok pertama pelempar dadu. Pemenang ditentukan oleh kelompok yang pertama mencapai puncak tertinggi. Selama bermain guru menilai dengan lembar pengamatan. Asesmen kognitif dinilai dari ketepatan mereka menjawab pertanyaan. Afektif dinilai dari sikap mereka, seperti kerjasama, sportifitas, disiplin dan tanggungjawab. Boardgame ini telah mengalami perbaikan, sehingga peserta didik tidak banyak mengalami kendala. Mereka sangat antusias dan bersemangat dalam belajar materi pernafasan pada manusia. 

Pembelajaran dengan menggunakan boardgame materi tentang sistem pernafasan pada manusia membuat siswa senang dan menimbulkan kompetisi diantara kelompok. Tetapi tidak tertekan karena dilakukan dengan bermain. Saya berniat membuat boardgame untuk materi lain dengan lebih variatif. Tanggapan siswa ketika refleksi juga menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Mereka ingin boardgame untuk materi lain. 

Dengan menerapkan strategi pembelajaran blended learning (sinkron dan asinkron) dengan media boardgame pada sinkron dan video pada asinkron bisa menciptakan siswa merdeka belajar. Sehingga siswa lebih banyak terlibat dalam proses pembelajaran, yang membuat pembelajaran menjadi bermakana. Peserta dianggap penting karena terlibat dalam menentukan cara belajar, cara penilaian dan waktu belajar.


Catatan kurator :

1.  Tulisan tidak sesuai dengan format ATAP, silakan pelajari kembali menulis format ATAP.

2.    Pada bagian AWAL, menceritakan situasi awal meliputi tanggung jawab sebagai guru dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bisa juga ceritakan keresahan yang dialami. Misal murid sedang belajar tentang materi apa dan apa tujuan pembelajaran yang harus dicapai murid

3. Pada bagian TANTANGAN, ceritakan tantangan atau kesulitan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya tantangan yang dihadapi murid ketika belajar tentang materi yang sedang dipelajari, ceritakan proses penggunaan media dari awal hingga akhir

4.    Pada bagian AKSI, ceritakan dengan detail strategi dan pelaksanaan strategi belajar termasuk penyesuaian strategi bila ada. Misalnya dari tantangan yang ditemukan, kemudian muncul ide untuk menyelesaikan tantangan dengan berbagai strategi.

5.    Pada bagian PELAJARAN, ceritakan pelajaran hasil refleksi terhadap keseluruhan proses. Misalnya refleksi belajar dari murid dan guru setelah melakukan serangkaian proses kegiatan.

6. Perhatikan beberapa tulisan ada yang keliru dalam pengetikan, bisa dicermati kembali ya

7. Selingkung dari SKGB penyebutan siswa/peserta didik bisa diganti dengan “murid”

 

Simak Video Berikut